Mohon tunggu...
Alamsyah Mustapa
Alamsyah Mustapa Mohon Tunggu... Relawan - Seorang Anak Muda Yang Belajar Menuliskan Ide-idenya

Sang Kolektor Kertas Usang

Selanjutnya

Tutup

Money

Gelombang Uang Cerdas: Tentang Keluarga Cemara Masa Kini dan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)

22 November 2016   20:14 Diperbarui: 28 November 2016   16:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antre panjang atau sekali gesek?

“Keluarga merupakan sumber kebahagiaan terbesar dalam hidup. Orang tua akan melakukan segala cara untuk menghadirkan senyuman manis dari anak-anaknya. Sedangkan ini, bukan tentang berapa banyak uang yang diberikan, tapi seberapa besar perhatian yang hadir disetiap hari-hari mereka. Mungkin belajar dengan kesederhanaan adalah cara mendidik paling mudah untuk mereka, agar bisa belajar menghargai pengorbanan orang tuanya.”

Sinetron keluarga cemara yang pertama kali tayang dua puluh tahun yang lalu di sebuah stasiun televisi, mengajarkan kita bagaimana konsep keluarga yang sederhana dan bahagia. Memiliki tiga orang anak yang mencintai orang tuanya, dan orang tua yang menyayangi anak-anaknya. Sebuah konsep keluarga ideal.

Keluarga saya misalnya, mungkin saja jauh dari kata keluarga cemara yang tayang di televisi. Namun kesederhanaan dan kebahagiaan yang diberikan orang tua saya, menjadikan saya percaya diri untuk mengatakan bahwa keluarga cemara masa kini ada di rumah saya. Saya belajar bahwa kesederhanaan itu bukan berarti harus menahan diri hingga tidak mengeluarkan isi dompet sama sekali. Namun, kesederhanaan itu adalah cara seseorang dalam mengontrol pengeluaran dengan mendahulukan kebutuhan diatas keinginannya.

Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang di launching tahun 2014 silam oleh Bank Indonesia, memberikan stimulasi untuk keluarga dalam mengatur keuangannya lebih baik lagi. Sebuah gerakan yang didasarkan atas istilah less cash society yang mana bisa diartikan sebagai masyarakat mulai sadar untuk mengurangi transaksi tunai dan banyak melakukan transaksi non tunai.

Lalu, hubungan keluarga cemara masa kini dan GNNT Apa?

Saat saya mengikuti serangkaian acara Bank Indonesia Goes To Campus 2016 di Kampus Universitas Negeri Makassar tanggal 15 November 2016 kemarin. Ada banyak pelajaran baru yang bisa saya petik. Salah satunya adalah bagaimana cara mengelola bisnis online (e-commerce) yang katanya kekinian saat ini dengan menggunakan fasilitas uang elektronik pastinya. Selain itu pengenalan jenis-jenis uang elektronik, kemudahan manfaat yang bisa didapatkan saat menggunakan uang elektronik, dan sebagainya.

Kembali ke konsep keluarga cemara masa kini. Berada dalam keluarga yang melek teknologi dan sadar akan kemajuan di segala aspek kehidupan adalah sebuah kesyukuran bagi saya. Orang tua memberikan keleluasaan bagi anak-anaknya untuk menikmati segala fasilitas yang ada dengan kontrol mereka pastinya.

Beberapa tahun belakangan ini mulai dikenal istilah generasi milenial bagi anak muda yang lahir ditahun 1990an - 2000an. Generasi ini mulai hadir mengisi ruang-ruang keluarga dan masyarakat luas. Bahkan sudah ada generasi milenial yang menjalin dan menciptakan keluarga baru yang kemudian diistilahkan oleh saya sebagai keluarga cemara masa kini,

“Generasi milenial adalah generasi yang ditandai dengan bangun paginya sudah disambut dengan internet, Segala aktivitasnya ditopang dengan teknologi, serta memproklamirkan adanya perubahan”

***

Sebenarnya tanpa disadari selama ini saya dan mungkin juga kompasianer lainnya sudah sering melakukan transaksi non tunai. Menggunakan fasilitas transfer, pembayaran dengan kartu kredit dan debit, serta beberapa fasilitas lainnya. Pada dasarnya seluruh fasilitas yang disediakan oleh pihak bank akan mempermudah nasabahnya. Berikut beberapa kisah yang pernah saya alami terkait manfaat dari menggunakan fasilitas non tunai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun