Mohon tunggu...
syaafiqah nurahmah
syaafiqah nurahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - BISMILLAH
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Logika Deduktif, Induktif, dan Silogistik

20 Mei 2022   13:15 Diperbarui: 20 Mei 2022   13:28 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Model-model pembelajaran yang merupakan derivate dari model pembelajaran inovatif – progresif sudah banyak yang dikaji dan dapat digunakan oleh guru-guru yang disekolah menengah. Adapun model yang pemembelajaran tersebut adalah pembelajaran langsung, model pembelajaran siklus belajar induktif, model pembelajaran deduktif-induktif, dan sebagainya.

     Model Pembelajaran Deduktif-Induktif

Dalam pengajaran sains, sekurang-kurangnya sisiwa diajak kea lam untuk anak mengenal alam. Terkait hal ini, Wonorahardjo (2011) menyatakan pengenala akan alam merupakan salah satu kegiatan manusia yang terjadi secara spontan. Produk pengenalan dan pengetahuan yang dikumpulkan secara sitematis akan membentuk wacana baru, yakni ilmu.

 Sains merupakan suatu pengetahuan alam yang terstruktur. Sains juga akan berkembang lebih mendalam karena manusia senantiasa mengetahui hal-hal baru dialam dan menganalisinya dalam kaidah ilmiah.  

Membahas pengetahuan alam tentunya disertai asumsi bahwa subjek menyadari bahwa dirinay mengetahui. Kesadaran adalah terminology yang penting nantinya dan akan selalu disinggung dalam banyak bahasan dalam pembelajaran sains.

    Namun selain logika, intuisi merupakan sumber sekaligus instrument pengetahuan. Intuisi menggerakkan manusia untuk menyelidiki lebih jauh walaupun tanpa arah yang jelas kelihatan terlebih dahaulu. Dalam mempelajari sains, seorang siswa tidak bisa hanya mengandalkan teoretis saja, atau dalam domain filosofi sains dikenal sebagai mengandalkan rasionalitas saja melainkan harus juga bertumpu pada empiris. 

Bukankah sains muncul diawali oleh observasi fenomena tertentu dialam, lalu maju menjadi teori-teori sains. Bilamana guru studi sains disekolah hanya menjejali kajian teoretis saja, tanpa disangga oleh pengamatan.

   Penalaran deduktif adalah suatu cara berpikir yang dimulai dari sesuatu yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan menggunakan kaidah logika. Penalaran deduktif ini dapat dilakukan dengan melalui seperangkat pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri dari a) premis mayor atau pernyataan yang bersifat umum, b) pernyataan yang bersifat khusus, c) simpulan yang dapat diambil berdasarkan kedua premis.

   Silogisme kategorik yang lebih lazim dapat dikenal dengan sebutan silogisme saja pada dasarnya adalah sebuah bentuk penalaran yang langsung dari dua buah premis yang berupa proposisi kategorik. Dari dua buah premis kita akan menarik sebuah konklusi, yang sebenarnya merupakan usaha menggabungan kedua premis dengan bantuan term tengah.

   Logika deduktif dapat digunakan sebagai dasar untuk penelusuran teori dan penurunan hipotesis. Teori yang relevan dengan variabel yang dilibatkan dalam rumusan masalah disusun, selanjutnya dikaji karangka teoretis. Dari karangka teoritis yang jelas merupakan jawaban tentative dari masalah yang dirumuskan.

    Induktif sering juga dikenal sebagai logika induktif. Simpulan yang diambil dari penalaran deduktif hanya apabila yang dipakai sebagai dasar simpulan itu bener. Yang menjadi masalah merupakan adalah bagaimana orang dapat mengetahui kalau premis itu benar.

    Logika induktif sebagai penalaran yang mengarahkan kepada perhatian kita sejumlah fakta particular yang akan teramati sebagai landasan untuk pernyataan umum. Sering juga dikatakan bahwa penalaran induktif adalah suatu pergerakan pemikiran dari kasus-kasus individual yang konret menuju yang menuju yang umum dan abstrak, dari yang berisfat individual kepada yang bersifat universa (Budiman, 2003). 

Kasus manusia yang konret dan individual dalam jumalh terbatas dianalisis dan pemahaman yang ditemukan di dalamnya dirumuskan secara  umum atau universal. Yang universal itu ditemukan di dalam dan dari singular. Pada penalaran induksi filosofis ini, hakikat manusia yang universal ditemukan di dalam situasi dimanapun.

    Verifikasi data adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data bisa menggunakan metode observasi, tes, wawancara, pedoman observasi, kuesioner, dan sebgaainya.

    Pendekatan deduktif menekankan kajian konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoretis, berdasarkan prinsip pengetahuan ilmiah. Pendekatan induktif menekankan kajian buktik empiris dari konsep dan prinsip pengajaran.

  Dalam evaluasi, guru hendaknya melakukan penilian terhada proses belajar siswa dan hasil belajar yang dicapainya. Evaluasi terhadap proses belajar terutama pada saat siswa mempelajari konsep dan prinsip untuk menjeaskan masalah atau gejela dan pada saat siswa menguji dan membuktikan konsep dan prinsip dalam pemecahan masalah dan gejala yang sejenis. 

Adapun penilian hasil belajar dilakukan terhadap perolehan siswa dari proses belajar yang dilakukan melalui pengamatan dari pertanyaan, baik lisan ataupun tulisan selama proses pembelajaran berlangsug. Pada ahkir pembelajaran guru membuat simpulan tentang pelajaran untuk dicatat oleh para siswa.

    Untuk laporan kerja siswa dapat dinilai dengan porotofolio. Penilaian portofolio termasuk ketegori penilian berbasis kelas dan bersifat kontekstual. 

Menurut surapranata dan hatta (2004), penilaian portfolio merupakan penilian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secraa sitematis dan terorganisasi yang dambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran. 

Objek asesmen portofolio dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a). hasil karya peserta didik, yaitu hasil karya peserta didik yang dihasilkan dikelas, b). reproduksi, yaitu hasil kerja peserta didik yang dikerjakan di luar kelas, 

c). pengesahan, yaitu pernyataan dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik, dan produksi, yaitu haisl kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio. Dalam penilian otentik, evidence dikumpulkan dari berbagai sumber dengan cara dalam berbagai tenggangan waktu.

    Dalam uraian mengenai model pembelajaran deduktif-induktif, terutama sintaks dan asesmen yang diterapkan terjadi pergesaran paradigma dari teacher-centered menuju pada student centered, metodologi pembelajarannya juga bergeser dari ekspositori menjadi partisipatori, dan pendekatan pemebelajaran bergeser dari tekstual menjadi kontekstual.  

   

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun