Sudah masyur memang kisah-kisah tentang kezuhudan Rabi'ah al-Adawiyah di telinga kita. Seorang sufi perempuan yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepad Allah SWT hingga mendapat julukan " The Mother of the Grand Master". Ia tidak pernah tertarik kepada hal dunia sedikit apapun karena baginya hanya Allah SWT lah yang menjadi tujuan dan alasan kehidupannya.
Diantara salah satu kisah kezuhudan Rabi'ah al-Adawiyah adalah seperti yang telah dikisahkan oleh Malik bin Dinar sebagai berikut :
Aku mengunjungi Rabi'ah, kusaksikan dia minum dan bersuci dengan menggunakan gayung yang sudah pecah dan menggunakan tikar dan batu bata yang kadang-kadang ia gunakan sebagai bantal. Hatiku sangat sedih melihat keadaannya dan aku berkata kepadanya:
"Aku mempunyai teman-teman yang kaya, jika engkau menginginkan sesuatu akan kumintakan kepada mereka."
"Malik, engkau telah melakukan kesalahan yang besar," jawab Rabi'ah. "Bukankah yang menafkahi aku dan yang menafkahi mereka adalah satu?"
"Ya", jawabku.
"Apakah yang menafkahi orang-orang miskin itu lupa kepada orang-orang miskin karena kemiskinan mereka? Dan apakah Dia ingat kepada orang-orang kaya karena kekayaan mereka?", tanya Rabi'ah.
"Tidak", jawabku.
"Jadi," Rabi'ah meneruskan, "Karena Dia mengetahui keadaanku, bagaimanakah aku harus mengingatkan-Nya? Beginilah yang dikehendaki-Nya, dan aku menghendaki seperti yang dikehendaki-Nya."
-----------
Itulah salah satu kisah tentang kezuhudan Rabi'ah al-Adawiyah yang sangat luar biasa. Ia tidak pernah mengeluh dengan kondisinya karen tahu bahwa itu adalah apa yang telah dikehendaki oleh Allah SWT atas dirinya. Lantas bagaimana dengan kita?