K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha merupakan ulama terkenal yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah. Beliau terkenal dengan pengetahuan yang mendalam tentang ilmu-ilmu agam terutama tentang Ilmu Tafsir Al-Qur'an, dalam salah satu ceramahnya beliau membahas tentang cara hidup tenang yaitu :
Pemenuhan kebutuhan yang sebenarnya adalah kita berusaha menghindari sebanyak mungkin kebutuhan sekunder yang tidak penting. Bukan hanya memenuhi semua yang kita inginkan.
Misalnya saat kita lapar, maka keinginan kita itu makan enak atau asal makan? Tentu jawabannya adalah asal makan yang sehat. Tapi kalau kita menuruti nafsu kita dengan makanan yang enak, teman makan yang enak, dan makan di warung favorit. Ini kan suatu kebodohan kenapa untuk makan saja butuh definisi yang sekian banyak?.
Kita bisa kecewa warung favoritnya sudah tutup, atau yang lainnya.
Ribet
Yang benar-benar bijaksana adalah  bahwa sesuatu yang tidak mendesak itu jangan dijadikan sebagai kebutuhan.
Sehingga kalau kita sedang puasa misalnya, maka semua makanan akan kelihatan enak karena kita sangat lapar.Â
Sehingga Abul Qosim Al-Junaidi ketika ditanya
(Lauk makanan itu apa?)Â
jawabannya lucu yaitu :Â
(Lapar).Â
Karena kalau kamu lapar semuanya akan enak.
Ini sudah mulai hilang, karena kalau kita bilang makanan enak pasti jawabannya sate, gule dan lainnya. Akhirnya untuk menikmati nikmatnya Allah SWT kita menjadi ribet. Nah ini adalah kearifan-kearifan yang mulai hilang. Lalu siapa yang bisa mewarisi itu? Yaitu ulama.Â
Jadi ulama kalau berfikir ya simpel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H