Bogor - Partisipasi  di sektor kewirausahaan terus mengalami peningkatan berkat kehadiran teknologi. Era digital menghadirkan ruang bagi para pengusaha untuk lebih berani berkarya dan berdaya. Dengan adanya  teknologi  digital dan kemudahan dalam mengakses internet, manusia dapat melakukan banyak hal salah satunya berbelanja  secara online. Â
Perkembangan  teknologi  telah  merubah  cara interaksi  dalam  komunikasi  pemasaran dari  face  to  face  menjadi  screen  to  face.  Hal  ini  yang  menyebabkan  peningkatan  pengguna internet serta pengguna media sosial  di Indonesia yang berdampak pada peningkatan minat berbelanja secara online (Hidayah, 2018).Â
Dalam memasarkan sebuah produk, baik melalui screen to  face,  maupun face  to  face,  diperlukan  adanya  strategi  komunikasi pemasaran(marketing  communication)  yang  tepat guna menghindarkan perusahaan dari kerugian promosi yang tidak efektif dan efisien. Penyusunan strategi  pemasaran  harus  memperhatikan media promosi dengan cermat.  Hal ini karena  promosi  dapat  menjadi  penentu  keberhasilan  suatu penjualan produk (Jasri et al., 2020).Â
Secara garis besar, media yang dapat dimanfaatkan dalam digital  marketing  di  era  modern  ini  diantaranya  website,  social  media,  e-commerce,  dan sebagainya. Berdasarkan hasil survey, ditemukan bahwa dari total 277,7 juta jiwa di Indonesia tahun  2022,  sebanyak  204,7  juta  jiwa menggunakan  internet dan 191,4  juta  jiwa di antaranya sebagai pengguna media sosial aktif (GrahaNurdian.com, 2022).Â
Sebanyak 67,5% dari total pengguna internet memanfaatkan mesin-mesin digital dalam mencari brand yang diinginkan, bahkan 47,1%   diantaranya menyempatkan untuk mengunjungi website dari brand yang diminati (GlobalWebIndex, 2022). Hasil ini menunjukkan  bahwa  aktivitas  digital  marketing  di  era  sekarang ini berperan sangat besar dalam closing sebuah brand.Â
Global Web Index (QWI) Kuartal 3 Tahun 2021 juga merincikan bahwa efektivitas media sosial sebagai kanal riset brand sebesar 61,1%, mesin pencarian 56,5%, review konsumen 48,6%, dan website brand sebesar 34,4% (GlobalWebIndex, 2022).Â
Dalam upaya penemuan brand yang diinginkan  konsumen,  e-commerce  Indonesia  tahun  2021  masih  mendominasi  sebagai mesin pencari (GrahaNurdian.com, 2022). Data ini cenderung menunjukkan tren peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Dari data ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan UMKM di Indonesia untuk mempromosikan bisnisnya di ranah media sosial terbuka lebar.Â
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah mencatat bahwa ada 64,5% total pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Pemilik usaha Konveksi  asal Bogor adalah salah satunya. Rama merupakan pemuda asal Bogor yang membangun bisnisnya bernama Digdaya Konveksi sejak tahun 2019. Bisnis yang dilakukan oleh digdaya ini termasuk bisnis konveksi yang menawarkan jasa produksi pakaian dalam jumlah besar dengan model sesuai permintaan pemesan.Â
Sebagai pebisnis pemula, Rama membangun bisnisnya dengan 4-5 karyawan dan tahun ini bertambah menjadi 30 orang yang bekerja secara part time. Jobdesk yang diberikan beragam seperti dirut, finance, sales, sekretaris, produksi, pemasaran, marketing, dan penjahit. Berjalannya waktu, berbagai macam tantangan pun dialami Digdaya Konveksi. Namun, Rama tetap bertekad untuk meraih cita-cita dan harapan bisnisnya agar menjadi market leader konveksi Indonesia.Â
"Awalnya aku jualan via borongan ke sekolah dan kampus, tapi hal tersebut nggak bertahan lama. Kemudian, aku coba berjualan di Instansi dan mengambil beberapa Proyek Pengadaan Konveksi dengan mitra kerja  karena lihat kok kayaknya banyak target pasar dan lebih jelas. Aku juga berusaha mempelajari cara ekspansi ke luar dan program lanjutan," ujar Rama pada Minggu (20/4/2024).Â
Digdaya Konveksi, sebuah UMKM lokal, telah menunjukkan pencapaian luar biasa dengan catatan lonjakan keuntungan dalam kurun waktu singkat. Melalui strategi yang tepat dan kerja keras mereka berhasil meningkatkan keuntungan secara signifikan dan menjadi bukti nyata bahwa UMKM mampu bersaing dan berkembang di tengah berbagai tantangan.Â
"Setelah bergabung dengan berbagai mitra, penjualan meningkat secara signifikan dan omzet tahunan bisnisku bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Dalam rentang tahun 2021--2023, (Digdaya Konveksi) mengalami kenaikan hingga 2x lipat penghasilan. Pada tahun 2022, Digdaya meraup 1,7 M, lalu di tahun 2023 meraup 3 M hingga tahun ini. Digdaya melakukan penargetan keuntungan dengan 10 M/tahun." jelas Nendah (salah satu karyawan Digdaya Konveksi)
Rama menjadi contoh sosok Pemuda masa kini inspiratif yang telah memberdayakan komunitas di sekitarnya. Rama kini telah memiliki pabrik konveksi sendiri di Bandung untuk memproduksi bahan baku yang secara khusus memproduksi produk konveksi. Simak beberapa tips berikut yang diberikan Rama untuk para pebisnis pemula.Â
1. Percaya pada Kemampuan Diri Sendiri Sembari Mencari Inspirasi
Awal mula membangun bisnis, Rama dipandang sebelah mata dan pernah gagal dalam menjalani bisnis lain. Namun, hal tersebut tidak membuatnya menyerah. Rama tetap berusaha percaya pada kemampuannya sendiri dan berusaha mencari motivasi dari lingkungan luar.
"Aku maju mundur banget saat bangun bisnis ini karena masih awal dan banyak tantangan. Tapi pengalaman inilah yang membuat aku makin termotivasi untuk membuktikan aku juga bisa sukses. Aku juga mencoba mencari inspirasi dari konten media sosial tentang sesama cara untuk sukses membangun bisnis. Kuncinya sih kita harus percaya dulu sama kemampuan kita sendiri," jelas Nendah.
2. Amati Tren untuk Melakukan Inovasi
Rama menekankan pentingnya untuk terus berusaha mencoba eksplor dan mempelajari orderan maupun program baru yang bisa membantu mengembangkan bisnis. Seorang pebisnis harus cerdas melihat perkembangan tren yang sedang terjadi di komunitas pelanggannya.
"Aku modal nekat aja dulu, coba belajar program yang ada di pasar konveksi untuk disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Aku pakai media digital untuk jangkau pembeli potensial. Aku juga ikut berbagai kerja sama dan kesepakatan bisnis  untuk hadirkan kualitas barang yang menarik bagi para pelanggan," tambahnya.
3. Kegigihan untuk Menjalani dan Menikmati Proses
Naik turun dalam sebuah bisnis adalah hal yang sangat wajar. Namun, Rama percaya bahwa pengalaman bisnis itulah yang dapat membantunya meraih kesuksesan seperti sekarang ini. Setiap proses perjalanan dalam membangun Digdaya Konveksi telah memberikan pembelajaran tersendiri bagi Rama.Â
"Banyak temanku yang juga berniat membangun sebuah bisnis, tetap mereka tidak berani memulai karena mereka takut mengalami kegagalan. Menurutku, sebagai seorang pebisnis, kita harus bisa lebih berani menikmati setiap proses jatuh bangun dalam berbisnis. Kegagalan tersebut yang nantinya bisa dijadikan pembelajaran untuk kesuksesan kita nanti. Insyaallah kalo kita menikmati prosesnya, hasil akhirnya pasti akan mengikuti kita," tutup RamaÂ
Era digital membuka peluang bagi para pebisnis pemula untuk berkembang melalui teknologi. Dengan strategi komunikasi pemasaran yang tepat, pengusaha dapat memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan mencapai kesuksesan. Kisah inspiratif Rama menunjukkan bahwa dengan kerja keras, tekad yang kuat, dan strategi yang tepat, siapapun dapat mencapai kesuksesan dalam berbisnis di era digital.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H