Mohon tunggu...
Sayuri Yosiana
Sayuri Yosiana Mohon Tunggu... -

Mencoba belajar lewat energi semesta\r\nhttp://www.kabarsehat.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Musik Religi Bagi Kesadaran Spiritual

24 Juli 2010   14:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:38 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik religi bagaimanapun punya kelebihan sendiri. Mampu menggugah kesadaran atas kebiasaan buruk seseorang lewat syair-syairnya yang menyentuh. Seperti pengakuan Boy, adiknya teman saya itu. Mengapa tidak? Syair-syair yang dibuat untuk musik bernuansa religi tentu saja tak bisa sembarangan. Atau asal jadi. Tak bisa hanya sekedar memenuhi unsur keindahannya saja. Musik religi harus punya nilai lebih. Yakni lewat kekuatan syair-syairnya. Syair yang kuat tak akan mengurangi keindahan nuansa seni yang terkandung didalamnya. Syair yang kuat akan mengikat pembaca atau pendengarnya. Apalagi bila dikemas dalam sebuah lagu. Maka akan terjadi sinergitas yang powerfull. Namun syair kuat tanpa keindahan akan terkesan kaku dan menggurui. Maka disinilah pentingnya pemilihan kata. Pemilihan kata yang indah namun tetap membumi.

Maka sebuah lagu religi akan menjadi legendaris bagi pendengarnya bila memenuhi kaidah seni musik berupa keindahan seni, pemilihan kata dan nilai spiritualnya yang menonjol. Ini hanya sebagian saja tentunya. Tentunya para seniman musik khususnya yang mendalami musik religi lebih mengetahuinya secara pasti. Hingga lagu-lagu mereka menjadi begitu nikmat didengarkan, indah dijiwa, serta mampu menggugah perasaan untuk menjadi hamba Tuhan yang lebih baik hari ini, ataupun kedepannya.

Lagu-lagu religi yang dijumpai ditoko-toko kaset ada banyak ragam. Ada yang begitu kental nuansa religinya hingga terkesan konservatif. Ada juga yang lebih umum. Mungkin ada yang masih ingat dengan irama lagu qasidahan di era 70an yang konon begitu mendominasi perkembangan musik religi tanah air. Lalu ada lagu religi yang lebih kearah pop ringan seperti lagu-lagunya Bimbo ataupun Ebiet. Dan diera 90an mulai marak kelompok vokal seperti kelompok pemusik asal Malaysia yang begitu terkenal dikalangan komunitas muslim tertentu, yakni Raihan. Lagu-lagu Raihan tak selalu berbahasa melayu atau Indonesia, tapi juga menyelipkan bahasa Arab. Hingga tak semua muslim mampu memaknainya dengan baik. Meskipun begitu, tetap tak mengurangi ketertarikan muslim Indonesia dalam menerima kehadiran musik mereka. Lagu-lagunya dikenal sebagai kelompok musik nasyid. Dalam perkembangan selanjutnya bermunculanlah kelompok musik nasyid lainnya yang kental religiusitasnya dan agak konservatif. Bahkan artis-artis papan atas Indonesia mulai membuat album musim religi. Seperti grup band Ungu, Peterpan, Gigi, dan lain-lainya, baik grup band maupun individual lewat nuansa yang lebih kearah pop ringan.

Bagi umat Kristiani khususnya, Katolik. Umumnya mengenal musik Gregorian. Yang sarat religiusitas tinggi. Lebih dikenal dengan sebutan kidung Gregorian. Berikut sedikit penjelasan tentang kidung Gregorian yang saya kutip dari Wikipedia.

“Kidung Gregorian secara tradisional dinyanyikan oleh paduan suara pria dan anak-anak lelaki di dalam gereja-gereja, atau oleh biarawan dan biarawati di dalam kapela-kapela mereka. Kidung ini adalah musik dari Ritus Romawi, dinyanyikan dalam Misa dan Ibadat Harian monastik. Meskipun kidung gregorian menggantikan atau menyingkirkan tradisi-tradisi kidung-kidung asli Kristiani Barat lainnya dan menjadi musik resmi liturgi Kristiani Barat, kidung ambrosian masih tetap dipergunakan di Milan, dan ada pula para musikolog yang mengeksprolasi baik kidung gregorian dan ambrosian maupun kidung Mozarabik milik umat Kristiani Spanyol. Meskipun kidung gregorian tidak lagi diwajibkan, Gereja Katolik Roma masih secara resmi menganggapnya sebagai musik yang paling cocok untuk peribadatan.[2] Pada abad ke-20, kidung gregorian mengalami resurgensi musikologis dan populer.” _Sumber : Wikipedia

Selain kidung-kidung Gregorian yang juga lebih bersifat konservatif dan gerejani , ada pula lagu-lagu religi yang dikemas dalam pop ringan. Biasanya populer diputar diradio-radio menjelang Natal. Mungkin kita masih ingat lagu Jinggle Bells, atau Christmas White yang indah dan tetap populer sepanjang masa. Artis-artis dunia suka menyanyikan saat konser Natalnya diberbagai belahan dunia. Bahkan anak kecilpun mudah menyanyikannya karena memang lebih mudah dicerna dan dinyanyikan. Tidak terlalu gerejani yang terkesan berat dan serius. Maka masyarakat umumpun ramai-ramai menyanyikannya disudut-sidut kota atau rumah-rumah mereka untuk menyambut Natal.

Ya musik religi, baik yang konservatif maupun yang sudah dikemas secara modern dan ringan, tetaplah punya nilai masing-masing bagi para pendengarnya.

Mungkin hanya musik religilah yang mampu mengubah naik turunnya iman seseorang. Yang mampu mengubah gaya hidup, mengubah pandangan hidup bahkan mengubah keyakinan itu sendiri. Musik Religi adalah musik Tuhan, demikian saya pernah mendengarnya. Lewat terapi musik religi yang mampu menyentuh kedalaman jiwa seseorang, hingga memasuki kesadaran spiritualnya yang sempat tertidur, adalah salah satu terapi yang bersifat holistik. Tak hanya keindahan seni yang kita dapatkan, tapi juga makna hakiki dalam nilai-nilai spiritual itu sendiri. Bila nilai spiritual itu sudah kita dapatkan, maka lambat laun akan menyehatkan jiwa kita. Kesadaranpun mulai bangkit. Dan mengintervensi segala tingkah laku kita pada akhirnya. Demikianlah salah satu kehebatan seni musik dalam kehidupan umat manusia. Khususnya musik bernuansa religi. Tentu saja umat lainpun punya musik religinya masing-masing. Penjelasan diatas hanyalah salah satu contoh dari pengalaman seorang teman dalam keluarganya saja.

Semoga pengalaman teman saya diatas mampu membangkitkan keinginan kita untuk lebih menghargai musik religi yang mungkin selama ini hanya kita dengarkan sambil lalu. Atau hanya sebatas setahun sekali saat hari raya tiba. Kita mungkin bisa mencoba menjadikan musik religi sebagai salah satu terapi alternatif bagi kesehatan jiwa kita sendiri dan orang lain. Kita bisa memulainya lewat diri sendiri. Tentu saja ini hanya berlaku bagi anda yang masih mempercayai adanya kekuatan Tuhan dalam penyelesaian masalah hidup kita. Dan tidak memilih bersikap skeptis.

http://spiritlifeholistik.blogspot.com/2010/07/pengaruh-musik-religi-bagi-kesadaran.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun