Tiga orang berpakaian Perlente
Baru baru ini saat pulang ke Jakarta, saya transit sekitar 3 jam dan ganti pesawat di Dubai. Dubai airport terkenal dengan free duty shop termewahnya-maklum airport terbesar dan terluas didunia !
Seperti biasanya, Favoritku adalah sight seeing atau mungkin window shopping disalah satu free duty, sekedar membandingkan harga he he he ….. bukan membeli……., maklum level konsumerisme saya sudah padam.
Saat window shopping di kaunter rolex, tak sengaja, mendengar gurauan tiga orang perlente dalam bahasa dewek , …. Asyik !. Biasanya kalau perjalan jauh lebih enakan dan leluasa memakai kasual deh !
Perlente …… karena ketiga beliau ini berpakaian lengkap dengan dasi dan suit lengkap, masing masing kedua tangan mereka menjinjing tas berlebel “dubai duty free”.
Dengan sopan, beliau saya sapa; “mborong ya pak”-
Jawah pria perlente yang berambut putih : ehe lagi sale nih, buat oleh oleh.
Biasalah, kultur kita khan memang selalu bawa oleh oleh, kendati barang yang sama ada juga di negeri sendiri. Yang penting bungkusnya dari luar negeri …neh, tanda baru pulang dari luar negeri he he he .
Sambil ngobrol ketiga perlente tersebut melihat lihat harga rolex submariner dan rolex gmt. Salah satu dari merek nyeletuk; ‘wah submariner disini lebih miring harganya lho”, sambil menunjukkan jam sejenis yang dikenakannya ….. he he he biasalah, pamer gaya wong kito, sudah jamak.
Tapi itu lho, berisiknya itu berisik gaya pokrol yang suka berkuncir di parlemen kita, membuat orang lain yang sedang serius melihat lihat dagangan menjadi sebel.
Diluar lobby ruang tunggu ternyata gaya berisik berlanjut. Bahkan kadang kadang membuat calon penumpang lain mengarahkan pandangan kepada ketiga perlente tersebut. Syukur sebagian calon penumpang yang menuju ke Jakarta adalah bangsa sendiri, sebagian besar pahlawan devisa. Jadi ga masalah amat.
Gaya selebrity ? akh bukan…….. Gaya bisnismen? Gak akh…….., Gaya pejabat ? ga mungkin seperti itu…. , lagian pasportnya warna hijau, bukan warna biru lho.
Khan pejabat kita pada sopan santun, ga ketawa ngakak, ngomongnya berbisik he he he selalu membantu sebangsa yang sedang mengalami kesulitan . Apalagi kalau sedang diluar negeri !
Nah, tibalah pengumuman untuk masuk ke ruang tunggu dengan menunjukan boading pass dan passport dan harus melewati 2 check points yang paralel.
Satu check point buat pemeriksaan ibu ibu dengan anak balita dan kemudian wanita dan satu check point lainnya buat penumpang pria.
Kebetulan saya paling belakang beranjaknya, karena malas ngantri.
So, milih ngantrinya juga paling akhir sehingga seperti biasa…….saya bisa menikmati adegan adegan lucu saat melewati scanning gate di check point tsb.
Lazimnya, semua barang bawaan harus melalui scanning, termasuk cabin bag, hp, laptop dll sedangkan penumpang harus melalui scanning gate kecuali anda memiliki alat pacu jantung !
Kejadian lucu dialami ketiga pria perlente tersebut saat malalui scanning gate karena alarm berbunyi !
Petugas sekutiti meminta satu persatu pria perlente tersebut membuka jam tangan, ikat pinggang dan mengeluarkan semua isi kantong termasuk recehan sebelum melewati scanning gate. Dengan enggan, semua perintah diikuti …….dengan muka masam, tentunya. Ehhhh alarm masih bunyi juga…….
Lalu jas dan sepatu dilepaskan……. Coba lewat scanning gate lagi,…… walah bunyi alarm ga hilang….., aneh khan ?
Nasib dinegeri orang memang ga ada yang tahu,……akhirnya beliau beliau ini dipanggil masuk kesuatu ruangan untuk diperiksa secara fisik he he he begitulah ketatnya keamanan penerbangan di dubai, …….ya….keamanan buat penumpangnya..
Keluar dari ruang pemeriksaan, pria perlente tersebut kelihatan lelah dan lusuh.
Sambil menenteng jas, ikat pinggal dan ………… sepasang sepatu……….
Agaknya didalam sana ketiga pria perlente tersebut harus buka baju kali ya……..
Saat boarding adalagi kejadian yang membuat saya geleng geleng kepala.
Dengan bahasa inggris yang jelas, diumumkan bahwa urutan boarding adalah ibu ibu yang berpergian bersama balita, dilanjutkan dengan penumpang bisnis dan diikuti dengan penumpang ekonomi dengan urutan nomor kursi terbesar.
Mungkin trauma kejadian yang baru dialami dan ingin cepat cepat meninggalkan dubai, ketiga pria perlente tersebut tanpa sungkan berdiri dan langsung melewati pintu boarding.
Sedikit ada celetukan dari penumpang lainnya, koq tega teganya main by-pass melewati para ibu dan anak anak yang menjadi perioritas pertama.
Aghhhhh, ambil positifnya saja, barangkali mereka khan penumpang klas bisnis. Yo wis ga opo opo. Sabarrrrrrrrr.
Setelah saya boarding dan menempati tempat duduk no 2A, sesuai dengan boarding pass, saya teringat lagi adegan lucu ketiga perlente yang mengalami nasib apes tsb dan ingin berbincang dengan beliau , sekedar mengetahui duduk persoalannya.
Ehh ternyata ketiga perlente tsb tidak ada di klas bisnis he he he he penumpang ekonomi rupanya, padahal penumpang ekonomi saja ga ada yang main serobot boardingnya.
Tiba di bandara soekarno hatta, ada penjemputan segala buat ketiga pria perlente tersebut. Dijemput oleh entah anak buahnya entah sopirnya. Yang jelas kelihatan lagi watak asli mereka yang main perintah unutk mengambil barang barangnya,….. lupa akan kejadian 9 jam yang lalu di dubai,……. nyaris sebagai pesakitan he he he
Mungkin mereka memang dikerjai oleh petugas scanning gate….. karena gayanya yang norak ! walllahualam
Gaya arogan merusak citra bangsaku yang lemah lembut, murah senyum dan penuh tolerance.
Mudah mudahan dapat dipetik pelajarana dari adegan ketiga pria perlente ini.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H