Mohon tunggu...
Syafuan Gani
Syafuan Gani Mohon Tunggu... profesional -

just a dedicated mechanical engineer, completing both Master degrees in marketing communication and human behavior (a strange disciplines for engineer :-) . Currently living in Middle East.... in search of colorful life's experiences, still proud being an Indonesian (regardless how ridiculous the politics and most of "funk" politicians) . http://sxgani.blogspot.com/ http://www.facebook.com/baron.deladera

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kaidah 90-10

24 Februari 2010   17:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaidah 90/10%  kehidupan. Pernahkan kita merenungkan dan menghitung berapa persen dari aktivitas yang kita lakukan benar benar mempengaruhi jalan hidup kita?. Pernah ? mungkin ! Steven Covey mengatakan; 10% dari hidup anda ditentukan oleh apa yang terjadi pada anda,  dan 90% ditentukan bagaimana anda bereaksi . Lho, lalu apa maksudnya ...?  Kita tidak memiliki privilidge- hak istimewa untuk mengontrol 10% penentu jalan hidup kita. Tentusaja kita bisa melakukan upaya mengurangi akibat dari 10% faktor penentu itu. Misalnya : Mobil anda suatu saat pasti rusak,  anda tidak dapat menghindari, tapi bisa mengurangi dampak rusaknya atau bisa memperpanjang siklusnya. Gempa bumi pasti akan terjadi didaerah ring of fire, anda tidak bisa menghentikan ini , tapi anda bisa menghindari dan mengurangi dampaknya terhadap anda. Anda mungkin pernah mengalami bangun terlambat  atau perjalananan ditunda, walau pun anda telah berusaha keras agar ini tidak terjadi.  Bahkan mungkin pernah mengalami ketinggalan kereta. Sesuai dengan Murhy's law; if anything goes wrong, it will" Lebih lanjut tentang fenomena "aksi dan reaksi" ini ,   bisa dijelaskan sbb : Saat mengendarai kendaraan, anda tidak akan pernah bisa mengendalikan timing lampu hijau diperempatan jalan menyala, menurut kemauan anda.  Namun anda bisa mengendalikan kecepatan kendaraan, agar saat tiba di perempatan tersebut, tepat saat lampu hijau menyala. 10% ditentukan oleh apa yang terjadi, 90% ditentukan oleh reaksi !. Mari kita simak kedua Skenario  berikut ini :

  1. kedua duanya dimulai oleh sebab yang sama.

2.   reaksi yang diambil berbeda, hasil yang bertolak belakang. Contoh mata rantai "aksi sebab  dan multi reaksi akibat" lebih lanjut digambarkan sbb: Saat sarapan pagi, tanpa sengaja si putri mungil kesayangan menyenggol segelas kopi dimeja. Gelaspun jatuh  dan tentu saja kopinya mengotori pakaian yang sudah anda kenakan untuk pergi kekantor. Anda tidak bisa mengontrol kejadian ini, walaupun mungkin anda bisa menghindarinya. Kejadian selanjutnya  akan ditentukan bagaimana reaksi anda terhadap kejadian ini. Skenario pertama: Premis pertama : pakaian anda kotor, membuat anda marah, dan siputri mungil menangis karena merasa dihakimi. Premis kedua : merasa ga ada lawan, kemudian anda berbalik ke istri melampiaskan kemarahan , mempersoalkan kenapa meletakan gelas kopi itu  dibibir meja. Istri tidak terima, terjadilah adu mulut, suasana memanas. Premis ketiga: anda tinggalkan istri anda yang sedang sewot, kembali kekamar , ganti pakaian., suasana hening...., anda sedikit menyesal Premis keempat : kemudian anda bersiap berangkat kerja, namun ternyata harus mengantar putri mungil yang telah ketinggalan bus sekolah. Premis kelima : anda harus menunggu putri menyelesaikan sarapannya sambil terisak, dan tanpa iringan senyum dan ciuman istri, segera mengemudi  kesekolah. Premis keenam:  tiba di sekolah, si putri mungil segera turun kendaraan,........membisu dan tanpa ciuman meninggalkan anda. Premis ketujuh : kemudian  anda tergesa gesa mengemudi kendaraan kekantor, melanggar batas kecepatan, ditangkap polisi dan bayar denda. Premes kedelapan : tiba dikantor  terlambat 40 menit, bos mendelik tanpa komentar dan .....  eh......anda baru sadar ternyata laptop anda ketinggalan di rumah ! Anda benar benar mengalami mimpi   eh....hari yang sangat buruk  ... ! Malangnya, hari buruk anda akan bertambah buruk, ketika anda pulang kerumah, menyadari ada jurang pemisah antara anda dengan anak, dengan istri. Sore itu, tak ada senyuman menyambut dipintu rumah, tak ada lagi pelukan dan ciuman selamat datang, maupun tawa ceria si putri mungil... Apa sebenarnya yang terjadi ?    anda tidak mampu mengendalikan reaksi yang terjadi setelah 5 detik pertama secangkir kopi jatuh ! . Mengapa ?     Karena reaksi yang anda lakukan, salah  ! So what ?     Anda penyebabnya ! reaksi di 5 detik pertama membuat hari ini menjadi mimpi buruk anda. Skenario kedua : seandainya jarum jam bisa diputar kembali, saat segelas kopi jatuh dan kopinya mengotori pakainan anda. Premis pertama : dengan senyum, anda mengatakan kepada putri mungil anda  "ga masalah sayang, ayah tahu kamu ga sengaja". Lalu anda masuk kamar, ganti pakaian dan kembali melanjutkan sarapan dengan si putri mungil, didampingi istri yang setia mendampingi! Premis kedua  : Sarapan selesai, bus sekolah tiba,......putri anda naik bus sekolah dengan ceria, anda berangkat ke kantor dengan bahagia diiring senyum dan ciuman istri tercinta .   Tak ada denda karena melebihi kecepatan saat mengendari kendaaan, tak ketinggalan laptop, karena istri selalu mengingatkan sebelum berangkat.  Dikantor, suasana kerja menyenangkan, bekerja dengan tenag tanpa tekanan. Sangat beda  khan hasilnya. Mimpi buruk hari ini, 10% ditentukan oleh segelas kopi yang jatuh mengotori pakaian anda,   90% ditentukan oleh reaksi anda !. Reaksi pertama = terrible day dan reaksi kedua = nice day. Mari kita kaji apa reaksi kita  seandainya : 1. bus jemputan berangkat lebih awal, meninggalkan anda? 2. a jadwal terbang  pesawat anda molor? 3. mobil mendahului kendaraan anda darisebelah kiri? 4. suatu hari kata kata teman sekantor tidak berkenan dihati anda ? Hasilnya ditentukan oleh 90% reaksi anda dan bisa menjadi bumerang bagi anda, bahkan bisa merubah hidup anda selanjutnya. Pepatah lama mengatakan "kata katamu adalah harimau-mu" Let's think about it ....... Salam sxgani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun