Mohon tunggu...
Sri WahyuniS
Sri WahyuniS Mohon Tunggu... Novelis - Seorang guru dan penulis novel. Ingin menjadi perempuan yang mampu memberikan bacaan untuk penyuka genre tulisan yang disajikan.

Menulis adalah cara terbaik untuk melegakan hati dan menghibur diri. Otak juga seakan punya asupan untuk dikeluarkan menjadi tulisan yang berarti.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pemulung Dapat Untung

12 September 2023   23:08 Diperbarui: 12 September 2023   23:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PEMULUNG DAPAT UNTUNG

Oleh: SWNababan/Sri Wahyuni Nababan 

Sejak jam delapan pagi pemulung bernama Karto belum juga makan. Sekarang sudah pukul dua belas siang. Saatnya istirahat sembari menunggu salat Zuhur tiba. Perutnya sudah sangat lapar. Suara cacing terdengar riuh seperti tak ingin berlama-lama untuk diberi makan.

Sambil memegang perutnya, dia juga memejamkan mata karena menahan sakit dan panasnya terik matahari. Dalam beberapa jam telah berjalan untuk mencari barang bekas yang berada di tempat sampah dan jalanan.

Duduk di atas tembok berukuran setengah meter yang berada di depan gerbang rumah mewah.

"Heh! Jangan di sini! Taunya cuma bongkar-bongkar tempat sampah aja! Nggak ada kerjaan lain, apa?!" usir pemilik rumah yang baru saja sampai dengan mengendarai mobil.

"Maaf, Pak. Tapi saya rapikan lagi, kok," ucapnya dengan nada lemas.

"Halaaaah! Semua pemulung itu sama. Nggak muda, nggak tua, sama-sama ngotorin!"

"Saya--"

"Udah-udah, nggak usah nyari pembelaan. Kumal, bau, jorok lagi. Huss!"

Pak Karto dianggap sebagai orang terhina karena pekerjaannya. Seandainya orang kaya tersebut kalau kehidupan Pak Karto benar-benar sulit, pasti tak akan merendahkannya. Bukan sekali ini orang-orang melakukannya, bahkan sering dan hampir setiap hari. Namun, dia tetap gigih menjadi pemulung lantaran tak ada lagi pekerjaan yang bisa menerimanya saat usianya sudah tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun