Serangan Siber Makin Kencang, Motivasi Beralih dari Ekonomi ke PolitikDalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima mahasiswa dan juga dalam rangka partisipasi aktif dalam pengembangan industri teknologi informasi, Swiss German University menjalin kerjasama dengan PT Cyberindo Aditama (CBN), sebuah perusahaan pelopor Internet Service Provider (ISP) di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1996 serta dengan Indoensia Honeynet Project (IHP). Awal kerjasama ini sendiri ditandai dengan diadakannya seminar dan workshop "CBN Cyber Security Seminar and Workshop 2017" pada 16--19 Mei 2017 di Marquee Conference Center, Jakarta.
Kegiatan "CBN Cyber Security Seminar and Workshop 2017" ini sekaligus menjadi ajang pengukuhan kerja sama teknologi CBN dengan Indonesia Honeynet Project (IHP) dan juga Swiss German University (SGU). Kerja sama dengan IHP bertujuan untuk melakukan penelitian bersama dalam menciptakan ekosistem internet yang aman dan nyaman serta dapat digunakan oleh individu atau organisasi dalam jaringan yang dikelola oleh CBN dengan membangun kemampuan pendeteksian dini ancaman keamanan siber, termasuk keamanan jaringan internal CBN. Sedangkan pada perjanjian kerjasama CBN dengan SGU mayoritas bertujuan untuk menghasilkan talenta penerus bangsa yang berkualitas di bidang teknologi informasi, meliputi kegiatan sharing knowledge, program magang, rekrutmen, penelitian dan pengembangan bisnis teknologi informasi.
Artikel berikut ini adalah hasil peliputan dari berbagai media mengenai keamanan siber (cyber security) dan manfaat kerjasama dalam penguatan keamanan siber ini dalam melindungi keberlangsungan usaha yang aman dalam industri teknologi informasi. Artikel ini dimuat pertama kali di Kompas.id dengan judul "Makin Terkoneksi, Makin Sering Diserang"
--------------------------------------------------------------
JAKARTA, KOMPAS --- Seiring makin meningkatnya orang terkoneksi dengan internet, serangan siber akan makin sering terjadi. Untuk itu, keamanan akses perlu ditingkatkan.
Michael Smith, Security CTO Asia Pacific and Japan Akamai Technologies, melalui korespondensi elektronik menjelaskan bahwa serangan siber meningkat dalam dua cara, yakni melalui frekuensi dan intensitas. Meningkatnya kecepatan jaringan dan jumlah perangkat yang terhubung akan seiring dengan potensi ancaman serangan siber.
"Situs web adalah platform yang mudah digunakan untuk pengguna akhir dan juga terus tersedia bagi penyerang sehingga dapat terjadi penyerangan sepanjang hari. Mereka hanya harus tepat satu kali, sementara pemilik situs harus tepat setiap saat," kata Smith.
Hubungan internasional
Masalah hubungan internasional juga menjadi alasan beberapa kalangan melakukan serangan siber terhadap situs atau jaringan digital. Untuk itu, faktor internasional harus diperhatikan mereka yang menangani keamanan data.
Pengajar di Swiss German University, Charles Lim, mengatakan, serangan siber setiap hari berlangsung dan Indonesia kerap menjadi sasaran. Yang menarik, terjadinya serangan juga dipengaruhi konteks hubungan internasional.
"Misalkan ada pejabat sebuah negara yang mengeluarkan pernyataan yang menyinggung negara lain, serangan siber mengikutinya tidak lama kemudian," kata Charles.
Melalui Proyek Honeynet Indonesia yang memanfaatkan 20 titik umpan yang dipakai untuk menganalisis serangan siber atau honeypot, terdapat 9,2 juta serangan siber ke Indonesia sejak November 2012 dengan 2.981 jenis aplikasi perusak atau malware. (ELD)
Tautan artikel asli di SINI
Terkait : Serangan Siber Makin Kencang, Motivasi Beralih dari Ekonomi ke Politik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H