Mohon tunggu...
Swiss German University Official
Swiss German University Official Mohon Tunggu... -

Swiss German University Prominence Tower Campus Jalan Sutera Barat Kav 15, Alam Sutera, Tangerang Marketing Hotline: +62 811-8010-600

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Proyek Air Bersih dari SGU Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Desa Marga Mulya

16 Maret 2017   11:36 Diperbarui: 16 Maret 2017   11:41 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tangerang, 2 Maret 2017– Dari luas bumi kita, hanya sekitar 1 persen jumlah air yang dapat dikonsumsi makhluk hidup, termasuk di Indonesia. Jumlah salah satu sumber daya alam yang amat penting ini pun sifatnya terbatas dan terus tertekan seiring dengan pertumbuhan jumlah manusia dan perkembangan industri di dunia. Melihat hal tersebut, sebagai institusi pendidikan tinggi swasta bertaraf internasional pertama di Indonesia, Swiss German University (SGU) memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk memberikan pendidikan berkualitas bagi generasi penerus bangsa tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat sebagai bagian dari wujud realisasi Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, khususnya bagi mereka yang hidup dengan keterbatasan.

SGU bekerjasama dengan Habitat Indonesia, organisasi non-profit yang bergerak dalam penyediaan kelayakan tempat tinggal bagi masyarakat yang membutuhkan, dan Bapak Chris Salim, ahli sistem pemurnian air dan dosen Universitas Surya, untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Desa Marga Mulya, Mauk, Tangerang. Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan pemetaan kelayakan kondisi air di Desa Marga Mulya, pemasangan water filtration system guna mendukung akses air untuk seluruh masyarakat desa dan pemberian edukasi air bersih untuk peningkatan kualitas hidup.

Desa Marga Mulya merupakan sebuah desa tertinggal yang berada di daerah Mauk, Tangerang, terletak hanya beberapa kilometer dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dihuni oleh sekitar 250 orang atau 60 kepala keluarga. Masyarakat yang tinggal di Desa Marga Mulya hidup dengan kondisi yang cukup menyedihkan, tidak ada sanitasi yang layak, tidak tersedia air bersih, tidak ada pekerjaan tetap, pendidikan yang rendah, dan lainnya. Oleh karena itu, SGU memutuskan untuk berusaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Marga Mulya melalui proyek penyediaan air bersih ini. Kepala Desa Marga Mulya, Bapak Abu Bakar, mengapresiasi apa yang dilakukan oleh SGU sebagai universitas yang juga peduli dengan lingkungan ini. “Segenap warga Desa Marga Mulya, terutama Kampung Bebulak Sebrang, berterima kasih atas upaya yang dilakukan oleh SGU sebagai universitas yang tidak hanya peduli terhadap pendidikan saja, tetapi juga peduli dengan kelayakan hidup masyarakat di lingkungan sekitar. Hal ini tentunya sangat membantu kami dalam melaksanakan kegiatan kami sehari-hari karena kondisi masyarakat Desa Marga Mulya sangat berkekurangan, khususnya dalam air bersih ini,” kata Bapak Abu.

Dr.-Ing Evita H. Legowo, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat SGU, percaya bahwa Proyek Air Bersih ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Marga Mulya. “Air bersih merupakan kebutuhan dasar seluruh makhluk hidup. Jika masyarakat Desa Marga Mulya memanfaatkan air bersih untuk minum, mencuci, dan mandi, tentunya akan meningkatkan kesehatan mereka, dan jika mereka sehat, mereka dapat bekerja ataupun beraktifitas dengan baik dan terhindar dari masalah-masalah kesehatan yang timbul akibat buruknya kualitas air,” kata Dr. Evita.

Melalui Proyek Air Bersih ini, SGU juga turut membantu program pemerintah dalam penyediaan akses terhadap air bersih di Indonesia dimana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2014, pada periode 2004 - 2014, akses sanitasi dan air minum layak naik masing-masing 19,3 persen dan 22,93 persen.

Setiap tahunnya akses sanitasi layak meningkat 2,29 persen, dan akses air minum meningkat rata-rata 1,93 persen. Di akhir tahun 2014, akses sanitasi layak nasional telah mencapai 61,06 persen dan akses air minum layak nasional mencapai 68,11 persen. Rata-rata peningkatan akses air minum dan sanitasi sebesar 2 persen per tahun. SGU sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan yang berkarakter dan bermoral tinggi merasa turut memiliki tanggung jawab untuk membantu pemerintah dan organisasi-organisasi terkait dalam usaha dan program terkait penyediaan air bersih.

Kepedulian SGU terhadap lingkungan ini juga sejalan dengan salah satu jurusan yang ada di SGU, yaitu jurusan Sustainable Energy & Environment(Energi Berkelanjutan dan Lingkungan). Dr. Evita yang juga merupakan Ketua Jurusan ini mengatakan bahwa salah satu yang mejadi pusat perhatian dunia saat ini adalah bagaimana kehidupan dapat terus berjalan secara berkelanjutan. Tiga faktor penting yang mempengaruhinya adalah pangan, energi, dan ketersediaan air. Jurusan terbaru di SGU, Energi Berkelanjutan dan Lingkungan, yang berfokus pada energi, terutama energi terbarukan, konservasi energi, lingkungan, dan sumber daya air, mempersiapkan sumber daya manusia yang diperlukan untuk perkembangan tersebut, untuk Indonesia dan juga dunia.

Setelah keberhasilan pelaksanaan Proyek Air Bersih, SGU akan terus mendukung masyarakat Marga Mulya sebagai Desa Binaan SGU dengan proyek yang sama atau lainnya sehingga mereka akan memiliki kondisi hidup yang terus dapat ditingkatkan. Bentuk dukungan lainnya yang direncanakan akan dilakukan oleh SGU pada masa depan adalah memberikan pendidikan yang lebih baik, pengajaran dalam hal mengolah sayuran hidroponik (metode penanaman tumbuhan ramah lingkungan yang menggunakan media air), dan memberikan pelatihan dan pendidikan dalam bidang penjualan dan pemasaran.

Hari Air Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 Maret mengingatkan kita yang berada di dunia ini, khususnya di Indonesia, akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan dan pemeliharaannya termasuk tidak menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah/limbah, atau berlaku boros dalam penggunaan air utamanya air bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun