Mohon tunggu...
SweTi Dewi
SweTi Dewi Mohon Tunggu... -

just an ordinary woman :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ini Namanya Hidup ;)

16 Mei 2011   11:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:35 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah hidup..inilah kehidupan yang berputar..
Banyak hal yg membuat pikiran ini trus berpikir, sampai kapankah kehidupan berhenti berputar, sehingga aku dan org2 yg mungkin saja bernasib sama denganku, akan lebih sedikit lega karena kehidupannya 'istirahat' untuk sejenak.
Aku dengan kehidupanku, aku dan warna warni dinamika situasi hati, aku dengan segala kekompleksitasannya yg belum teratasi, dan begitu juga mereka dengan masing2 ada dan tiadanya.
Kehidupan bukan untuk diratapi, bukan hanya sekedar dijalani, dan bukan mengenai melulu keindahannya semata.
Semua akan ada situasi dan keadaan jiwa dan batin yang tidak mengenakkan dan selalu membuat hati bertanya bagaimana hati akan terus terjaga.
Kelahiran,kematian,kaya, miskin, kecelakaan, pelecehan, ketidakadilan, pernikahan, perceraian, perselingkungan, bangkrut, dan apapun bentuk terlahirnya kehidupan baru ataupun terdistorsinya kehidupan lama dan bahkan kelalaian tersyukurinya kehidupan.

The more I live the more I alive
The more I live the more I learn
And the more I live the more I become wiser
Itu yang kira2 bisa aku tangkap..

Suatu ketika..
Aku melihat orang itu menangis..
Aku melihatnya sungguh tidak berdaya
Aku melihat kekuatannya tak lg sebagai seorang yang slalu distereotype-kan menjadi kuat, selalu!
Seketika itu aku banyak menyadari..
Banyak hal yg luput dari pandangan emosi..
Ketangguhannya pun luntur seketika
Kelemahan yg bgitu menyelimuti dirinya
Menyadari bahwa air mata merupakan bagian dari keuniversalan dunia juga kehidupan
Kesanggupannya utk terus bertahan harus kalah dengan tangisan..
Ya..bahwa kehidupan tak hanya melulu tentang stigma kelemahan hanya milik wanita seorang.
Kelemahan adalah milik ia yang merasa bahwa kehidupan sulit untuk ditaklukkan.
Begitu kira2 yang aku mengerti..

Sehingga, kehidupan tidak hidup dalam suatu stigma, persepsi, ambigu, atau semua yg menyebabkan kehidupan kehilangan esensinya.
sehingga, manusia mau tidak mau, perlahan dan pasti akan mendapatkan kelemahannya masing2, dalam bentuk apapun itu.

Sehingga, hanya kekuatan diri yg terpusatlah yg bisa membangunkan dari sedotan kebengisan lemahnya diri.

Bertahan untuk kuat tak selamanya menguntungkan
Tak selamanya akan berhasil dengan sukses menahan kelemahan
Kadang, memang air mata yg menjadi penyelamat kita
Yg sedikit memberikan kelegaan seolah ia menjadi mata air di gurun pasir.
Air mata yg menyadarkan kita
Bahwa kita adalah lemah dengan selemah-lemahnya diri
Bahwa kita tidak lebih dari pasir di antara batu kerikil
Kita itu lemah, jika sendiri
Menjadi lebih lemah dengan menyerah
Dan akan kuat dengan sadar..

Menangislah..
Jiwamu perlu itu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun