Mohon tunggu...
SweetTaky
SweetTaky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dr. Muhammad Rifqi Aprinanta, S.T., M.T., PhD.

Hanya seorang pemuda yang tak terkalahkan dalam permainan UNO hehe

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggali Makna di Balik Kata-Kata Puisi "Stretenski Boulevard" Karya W.S Rendra

7 Maret 2024   22:37 Diperbarui: 7 Maret 2024   22:39 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stretenski Boulevard
Oleh: W.S Rendra

Di sepanjang Sretenski Boulevard
kuseret langkahku
dan kebosananku.

Di bawah naungan pepohonan rindang
di sepanjang jalan bersih dengan bunga-bungaan
kucekik kebosananku
dalam langkah-langkah yang lamban.

Di Sretenski Boulevard
di bangku panjang
di antara pasangan berciuman
dan orang tua membaca buku
kuhenyakkan tubuhku yang lesu
kuhenyakkan kebosananku.

Maka
sambil diseling memandang
pasangan yang lewat bergandengan
dan ibu mendorong bayi dalam kereta
kupandang pula di depanku
kelesuanku dan kejemuanku.

Terang bukan soal kesepian
di tengah berpuluh teman
dan wanita untuk berkencan.
Masing-masing orang punya perkelahian.
Masing-masing waktu punya perkelahian.

Dan kadang-kadang kita ingin sepi serta sendiri.
Kerna, wahai, setanku yang satu
bernama kebosanan!

Di sepanjang Sretenski Boulevard
di sepanjang Sretenski Boulevard
di tempat yang khusus untuk ini
kuseret langkahku
dan kebosananku.

Lalu kulindas
di bawah sepatu.

Dr. (H.C.) Willibrordus Surendra Broto Narendra, S.S., M.A. (7 November 1935 – 6 Agustus 2009), atau yang lebih dikenal dengan W.S. Rendra, adalah seorang penyair, dramawan, pemeran, dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia. Sejak muda, Rendra menulis puisi, skenario drama, cerpen, dan esai sastra di berbagai media massa. Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. 

Rendra pernah menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada dan dia menerima gelar Doktor Honoris Causa. Penyair yang kerap dijuluki sebagai “Burung Merak” ini melahirkan banyak seniman, antara lain Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi, dan lain-lain.

Puisi merupakan bentuk seni dalam karya sastra yang paling abstrak. Namun, puisi memiliki sifat yang sangat emosional. Puisi ini seperti jalan raya yang panjang dan berliku, membawa kita melalui berbagai lanskap emosi dan intelektual. Setiap kata dan frasa adalah petunjuk yang mengarahkan kita ke pemahaman yang lebih mendalam mengenai realitas manusia dan dunia di sekitarnya. Dengan menggali makna di balik kata-kata, kita dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dan bagaimana puisi ini mencerminkan pengalaman manusia secara umum. Mari kita mulai memahami dan menemukan keindahan yang tersembunyi di balik kata-kata 'Stretenski Boulevard'.

Puisi ini menggambarkan bagaimana pandangan penulis saat berjalan di sepanjang sebuah jalan bernama 'Sretenski Boulevard' dan secara khusus menunjuk pada lokasi tertentu. Dalam kalimat puisinya, memiliki arti khusus seperti nostalgia bagi penulis, atau bisa juga digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan suatu pengalaman atau perasaan. 

Kebosanan yang mendalam dialami oleh penulis saat berjalan di Sretenski Boulevard,  mencerminkan perasaan terjebak atau tertekan dalam rutinitas sehari-hari. Meskipun ia berada di tengah-tengah teman-teman dan kesibukan kota, ia merasa sendirian dan bosan. Ini menciptakan kontras antara kehidupan sosial yang sibuk dan perasaan kesepian dalam diri.

Puisi ini juga memperlihatkan potret perasaan penulis yang terjebak dalam rutinitas, meskipun berada di tengah-tengah kehidupan sosial yang sibuk. Hal ini menciptakan atmosfer introspektif yang mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan perasaan pribadi. 

Dengan mengungkapkan pandangan pribadi dan refleksi penulis tentang kehidupan dan perasaan-perasaannya, hal ini dapat mengundang pembaca untuk merenungkan tentang  bagaimana kita menghadapi kebosanan dan memulai untuk lebih produktif dalam kehidupan sehari-hari.

kita diajak untuk menggali lebih dalam makna di balik kata-kata yang ditulis. Puisi ini bukan hanya sekedar rangkaian kata yang indah, tetapi juga cerminan dari realitas sekarang. Melalui artikel ini, kita dapat memahami lebih jauh tentang bagaimana puisi dapat mencerminkan kehidupan dan emosi manusia. 

Dengan demikian, kita dapat belajar untuk lebih menghargai puisi sebagai bentuk ekspresi seni kehidupan. Semoga pembaca juga dapat terinspirasi untuk lebih produktif dalam mengekspresikan diri dan merasakan dunia di sekitar mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun