Mohon tunggu...
Irene Swastiwi Viandari Kharti
Irene Swastiwi Viandari Kharti Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeologi

Mahasiswa yang gemar menjelajah dan menulis. Bercita-cita menjadi seorang arkeolog.\r\n\r\nJika ingin membaca tulisan saya yang lain dan mengenal saya lebih dekat dapat mengunjungi http://ireneswastiwi.wordpress.com atau menghubungi saya di ireneswastiwi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mapala UI Akan Menguak Keindahan Alas Purwo

21 Januari 2014   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="270" caption="Kemegahan ombak Pantai Plengkung menjadi salah satu daya tarik bagi peselancar mancanegara untuk berkunjung ke TNAP."][/caption] Taman Nasional Alas Purwo (TNAP), mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang, padahal potensi yang dimiliki TNAP bisa dibilang sebagai hidden paradise. Sebut saja Pantai Plengkung, salah satu tujuan utama peselancar di seluruh dunia. Atau pesona keindahan banteng yang saat ini semakin jarang ditemui, dapat kita temukan di TNAP.

Taman Nasional Alas Purwo

TNAP, yang dulunya bernama Suaka Margasatwa Banyuwangi Selatan, terletak di Banyuwangi dengan luas area sebesar 62.000 ha. Keberadaan TNAP sudah dikenal di kalangan peneliti, wisatawan, maupun pemuka agama, khususnya Hindu. Bukan hanya wisata alam yang menjadi pesona TNAP. Keberadaan Pura Luhur Giri Salaka yang merupakan peninggalan sejarah yang hingga kini masih digunakan oleh masyarakat pemeluk Hindu di sekitar TNAP digunakan 210 hari sekali untuk mengadakan upacara Pager Wesi. Upacara ini memiliki maksud penyelamatan ilmu pengetahuan penolak ancaman raksasa bagi umat manusia yang diturunkan oleh para dewa. Lokasi TNAP yang berada di daerah karst mengakibatkan terbentuknya goa-goa di wilayah TNAP. Goa di wilayah TNAP berlokasi di tebing gawir sesar, tebing pantai cliff dan tebing lembah kering. Selain keindahan alamnya, TNAP memiliki sisi historis yang tinggi. Kerajaan Blambangan yang diduga dulu berlokasi di sekitar Banyuwangi adalah magnet yang kuat bagi para peneliti, khususnya arkeolog dan sejarawan untuk menelitinya.

BLAMBANGAN HERITAGE EXPEDITION

Perjalanan panjang adalah bagian dari pendidikan dasar Mapala UI bagi 54 calon anggotanya yang saat ini berada di tahap kedua Badan Khusus Pelantikan (BKP) 2013. Perjalanan panjang kali ini akan dibagi menjadi beberapa kegiatan:

1. Telusur TNAP, yang akan melalui tujuh titik, dimana salah satu check point yang akan kami lewati berada di zona inti TNAP.

2. Bakti sosial di Desa Kalipait, Tegaldlimo.

3. Penelitian. Sebagai mahasiswa, kami juga tidak melupakan salah satu tridharma perguruan tinggi, yaitu penelitian. Maka dari itu, kami juga akan melakukan survey arkeologi untuk mengobati rasa penasaran kami terhadap keberadaan situs arkeologi Kerajaan Blambangan, yang hingga saat ini belum ada penelitian yang mendalam.

Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik

Rangkaian kegiatan diatas akan dirangkum dalam sebuah kegiatan dengan tajuk BLAMBANGAN HERITAGE EXPEDITION yang akan diadakan pada 25 Januari sampai 9 Februari 2014. Ekspedisi ini sendiri menjadi bagian dari salah satu program Mapala UI untuk ulangtahunnya yang ke-50, Telusur 50 Taman Nasional. Dengan mengikuti perjalanan panjang ini, calon anggota Mapala UI diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, karena dengan berkegiatan di alam bebas, karakter seseorang akan terbentuk lewat banyak hal, sebut saja melalui pembagian kerja di dalam kelompok. Selain itu seorang pendaki juga akan lebih fokus pada tujuan yang diinginkannya (baca: Mendaki Gunung, Mendidik Karakter Anak).

Salam,

Humas Blambangan Heritage Expedition

Irene Swastiwi Viandari Kharti (No. CAM: 050)

Penulis adalah salah satu calon anggota Mapala UI di Badan Khusus Pelantikan 2013.

Sumber foto: http://banyuwangi.olx.co.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun