Kapan kamu ada waktu? Sini, duduk lagi seperti dulu. Ada yang ingin ku nikmati bersamamu seperti waktu lalu, aroma teduh biji kopi dan segarnya wangi rambutmu.Terkadang aku terlalu sibuk meracik rindu, sampai lupa bahwa euforia temu hanyalah angan mengerak dalam pikiranku yang terlalu ingin kembali lekat denganmu.
Kapan kamu ada waktu?
Mataku rindu, bibirku kaku. Setahun lebih aku merindu. Setahun lebih jalanan setapak itu sepi dari langkahmu.
Kapan kamu ada waktu? Sini duduk lagi di sampingku. Aku punya cerita baru untukmu, tentang semesta dan wanita yang ditipu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H