Â
Menjelang Idul Adha ada hari libur selama empat hari. Saya dan putri saya ingin memanfaatkannya untuk berjalan-jalan ke Bali. Dengan beberapa pertimbangan, kami memilih naik travel dari Surabaya. Kami dijemput jam 7 malam, mobil melaju dengan tenang sehingga sepanjang perjalanan kami bisa tidur dengan nyenyak. Sekali-sekali mobil berhenti untuk mengisi BBM atau jika ada penumpang yang ingin ke toilet.
Â
Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Desa Kubu, kecamatan Bangli yang relatif dekat dengan pasar tradisional Sukawati yang sudah terlebih dahulu dikenal para wisatawan dalam dan luar negeri. Kami menuju ke tempat yg menarik di Penglipuran. Hanya dengan memanfaatkan satu ruas jalan dapat menarik wisatawan untuk datang ke tempat tersebut. Ruas jalan tersebut berupa jalan setapak yang terbuat dari batu pipih disusun dengan rapih.
Â
Di pintu masuk ada petugas yang menjual tiket masuk. Dewasa 25 ribu rupiah, Anak-anak 15 ribu rupiah dan Parkir 5 ribu rupiah. Ada lahan parkir bersama untuk kendaraan warga. Ada yang mengatur parkir. Lingkungannya bersih dan asri. Jalan tidak boleh dilalui kendaraan bermotor. Hanya untuk pejalan kaki. Orang-orang yang berlalu lalang di jalan setapak itu sebagian besar bahkan hampir semuanya para wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Â
Sepanjang jalan kiri dan kanan berdiri tembok pagar berbahan batu bata dengan perekat tanah liat, berlumut dengan ketinggian rata-rata 1,5 meter, Sedangkan diantara rumah-rumah tidak ada pagar dan masing-masing memiliki gerbang yang tidak diplester. Pintu-pintu gerbang rumah tradisional Bali ini berjajar dengan rapi. Atap pintu gerbang/kori terbuat dari kayu yang dipotong kecil-kecil disusun beberapa lapis.Semua bangunan terbuat dari bahan-bahan alami dengan warna aslinya.
Â
Dari luar tampak lengang, tapi setelah memasuki kori, baru tampak barang-barang menarik. Warga setempat sebagian besar berada di dalam rumah. Ternyata warga membuka usaha di dalam rumah masing-masing..Mereka menjual cenderamata, makanan, minuman khas Bali. Ada minuman tradisional yang patut dicoba jika kita pergi kesana, namanya Loloh Cemcem. Berwarna hijau segar, terbuat dari dedaunan, rempah dan air kelapa. Minuman kesehatan ini dikemas dalam botol 600 mili liter, Harganya hanya 5 ribu rupiah per botol.
Â
Warganya tertib dan bersahabat. Mereka yang membuka usaha di rumah tersebut sangat ramah dan sabar. Pengunjung yang hanya melihat-lihat pun tetap dilayani dengan baik. Tidak ada muka masam dan gerutuan saat ditinggal tanpa membeli barang dagangannya.
Â
Saya lihat beberapa gadis berpakaian kebaya berjalan menelusuri jalan setapak itu. Apakah sedang ada upacara adat ?Â
Ooh... Ternyata mereka para wisatawan juga.Â
Yaa.. ada persewaan pakaian kain dan kebaya Bali yang dapat dipakai selama jalan-jalan disana. Sungguh pemandangan yang indah. Busana dan lingkungan sangat serasi. Serasa kembali ke jaman Kerajaan tempoe doeloe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H