FOR EVERY ACTION, THERE IS AN EQUAL AND OPPOSITE REACTION. Peryataan yang dilontarkan Isaac Newton tersebut (hukum Aksi Reaksi) kiranya dapat ditranslasikan “Setiap aksi, terdapat reaksi yang berlawanan dan sama”. Meskipun tidak mudah untuk diobservasi maupun dibuktikan, terutama bagi sebagian dari kita yang lebih menikmati cara berpikir secara sosial, pernyataan tersebut menjadi “hukum (law)” atau teori yang secara kontinyu dapat dikonfirmasi kebenarannya oleh para pemerhati pengetahuan alam.
Terdapat kesamaan antara hukum yang berlaku di fisika dan yang berlaku di akuntansi. Persamaan akuntansi “Aset + Beban = Liabilitas + Ekuitas + Penghasilan” juga berlandas pada hukum bahwa “The amount of use of funds must be equal to the amount of sources of funds” (jumlah penggunaan dana harus sama dengan jumlah pemerolehan dana). Menariknya, rasionalitas persamaan akuntansi ini lebih mudah diobservasi dan dibuktikan, dibanding hukum Aksi Reaksi. Sebagai contoh, jika kita memperoleh dana baik dari liabilitas (utang), pendapatan, maupun lainnya (ekuitas) Rp1.000.000 maka kita hanya akan bisa menggunakannya sejumlah Rp1.000.000 juga, baik dalam wujud aset maupun dalam wujud biaya/beban. KPK (Komisi Pemberantas Korupsi)-pun menggunakan hukum akuntansi ini. Jika oknum memiliki penghasilan Rp20.000.000/bulan (dengan asumsi, yang lainnya telah diperhitungkan) maka sangat pantas dicurigai jika ia mampu memiliki aset milyaran rupiah dalam kurun waktu singkat. Masuk akal bukan?
Untuk menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, sebenarnya tidak mudah. Namun demikian, tidak ada salahnya jika kita melihat dari keberadaan hukum tersebut, yaitu melalui kehidupan tokoh dan pendokumentasiannya di buku akademik. Tokoh yang sejauh ini dikenal para pemerhati akuntansi, yaitu Luca Pacioli hidup di tahun 1445 sampai dengan tahun 1515. Sementara itu, Isaac Newton yang merupakan tokoh Fisika hidup di masa 1643 sampai dengan 1627. Berdasar masa hidup maka adalah benar jika dikatakan akuntansi berkembang lebih awal dibanding fisika. Selanjutnya, akuntansi tercantum di buku Luca Pacioli berjudul “Summa de arithmetica, geometria, proportioni et proportionalità yang diterbitkan tahun 1494, sedangkan fisika tercantum di buku Isaac Newton berjudul Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan tahun 1687. Berdasar pendokumentasiannya, sekali lagi adalah benar untuk menyimpulkan bahwa akuntansi sudah ada lebih dari 100 tahun sebelum fisika didokumentasikan. Menariknya, kedua pengetahuan tersebut sama-sama berada di buku matematika. Tentu, kesimpulan di atas berdasar dua perspektif tersebut. Jika ternyata fisika ternyata juga sudah ada dan berkembang sebelum Isaac Newton mendokumentasikannya maka kesimpulan tersebut perlu diuji kembali.
Jika benar bahwa akuntansi dikembangkan lebih dahulu dibanding fisika, mengapa perkembangan akuntansi dewasa ini justru kalah jauh dibanding fisika? Nampaknya seiring dengan perjalanan waktu, masing-masing pemerhati pengetahuan mengambil jalan yang berbeda. Pemerhati fisika memilih jalan untuk mengembangkan fisika berdasar pengetahuan awalnya, sedangkan pemerhati akuntansi lebih memilih untuk mengembangkan sebagai pengetahuan sosial murni daripada berlandas pengetahuan awalnya. Kita yang hidup di era ini tidak perlu, setidak-tidaknya saat ini, mencari kambing hitam terjadinya hal ini, tetapi justru lebih penting bagi kita berpikir dan bertindak untuk kembali mengembangkan akuntansi berlandas matematika yang merupakan pengetahuan awal akuntansi tetapi sayangnya telah lama diabaikan.
Referensi:
Sony Warsono-bin-Hardono. 2011. Adopsi Standar Akuntansi IFRS: Fakta, Dilema, dan Matematika. ABPublisher. Edisi pertama. Fb: akuntamatika@yahoo.com
Sony Warsono-bin-Hardono. 2012. Al Qur’an & Akuntansi: Menggugah Pikiran Mengetuk Relung Qalbu. ABPublisher. Edisi pertama. Fb: akuntamatika@yahoo.com
Sony Warsono-bin-Hardono. 2012. Al-Qur’an & Akuntansi (7) Seputar Islamization of Knowledge. 12 Oktober. Website: http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/12/al-qur%E2%80%99an-akuntansi-7-seputar-islamization-of-knowledge/
Sony Warsono-bin-Hardono. 2012. Al-Qur’an & Akuntansi (2): Sistem Pencatatan Berpasangan. 7 September. Website: http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/07/al-quran-akuntansi-2-sistem-pencatatan-berpasangan/
Sony Warsono-bin-Hardono. 2012. Al-Qur’an & Akuntansi (6): Pengetahuan yang Rahmatan lil ‘alamin. 5 Oktober. Website: http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/05/a-quran-akuntansi-6-pengetahuan-yang-rahmatan-lil-alamin/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H