Mohon tunggu...
Sony Warsono-bin-Hardono
Sony Warsono-bin-Hardono Mohon Tunggu... -

Staff pengajar di FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Al-Quran & Akuntansi (2): Sistem Pencatatan Berpasangan

6 September 2012   22:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:49 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang & malam, langit & bumi, laki-laki & perempuan, tangan kanan & tangan kiri, dan putik & benangsari merupakan sekelumit contoh keberadaan sistem berpasangan dalam kehidupan. Bahkan, para ilmuwan modern telah berhasil mengidentifikasi keberadaan proton & antiproton, elektron & pasitron, dan neutron & antineutron sebagai pasangan-pasangan di komponen atom (Caner Taslaman, 2011). Masih banyak ragam pasangan yang mencerminkan sistem berpasangan tersaji berlimpah di alam semesta ini sebagai tanda-tanda kekuasaan ALLAH SWT.

Dalam khazanah pengetahuan yang telah terbukti memberi kontribusi positif bagi kehidupan manusia, penerapan konsep bilangan biner “1 & 0” di ilmu komputer dan konsep “positif & negatif” di ilmu elektrik pada dasarnya dikembangkan berlandas pada sistem berpasangan. Pemberlakuan kedua konsep tersebut bukan sebatas merupakan hasil kesepakatan belaka oleh manusia. Keberadaan konsep “1 & 0” dan konsep “positif & negatif” sebagai representasi dari banyak pengetahuan yang berlandas sistem berpasangan sebenarnya telah dituangkan dalam kitab suci Al-Qur’an yang diwahyukan lebih dari 1.350 tahun yang lalu (sebagaimana tercantum dalam QS. Yaasin [36]: 36, ALLAH SWT menciptakan semuanya berpasangan, baik yang diketahui manusia maupun yang tidak diketahui manusia).

Kitab suci Al-Qur’an menyajikan sistem berpasangan sebagai kebenaran di banyak ayat, diantaranya adalah sebagai berikut. Penciptaan nabi Adam AS dan pasangannya disajikan dalam QS. Az-Zumar [39]: 6. Peristiwa nabi Nuh AS dengan kapalnya yang berisi beragam hewan yang masing-masing dengan pasangannya disebutkan dalam QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 49. Manusia yang diciptakan berpasang-pasangan dituangkan dalam QS. Fatir [35]: 11, Ar-Ruum [30]: 21, dan QS. An-Najm [53]: 45. Gambaran dalam Surga yang tersedia aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan dituangkan dalam QS. Ar-Rahmaan [55]: 52 – 53. Masih banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan sekaligus menegaskan kebenaran sistem berpasangan.

Salah satu fungsi penting keberadaan sistem berpasangan adalah untuk menjaga keseimbangan. Interpretasi ini mendasarkan diri pada ayat QS. Ar-Ruum [30]: 21 yang menegaskan bahwa manusia diciptakan berpasangan agar mereka merasa tentram atau tenang yang mana ketenangan tercermin salah-satunya melalui keseimbangan. Selanjutnya, konsep keseimbangan ini dapat dituangkan dalam format matematika, baik dalam format sederhana (misalnya, persamaan linear) maupun dalam format lebih rumit (persamaan berpangkat seperti dalam rumus Energi yang dikembangkan Einstein). Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika para pencetus sekaligus pelopor awal pengembangan matematika yang terkenal adalah kaum muslim.

Apa kaitan sistem berpasangan dengan akuntansi? Akuntansi telah mengenal konsep “sistem pencatatan berpasangan” sejak lama, bukan hanya delapan atau sembilan puluhan tahun tetapi beratus-ratus tahun yang lalu. Aplikasi sistem pencatatan berpasangan di akuntansi diwujudkan dalam penerapan mekanisme debet kredit. Selanjutnya, mekanisme debet kredit sendiri telah teridentifikasi sepenuhnya berlandas pengetahuan matematika, khususnya aljabar dan aritmetika (baca “Al-Qur’an & Akuntansi (1): Asal Usul Debet Kredit”). Mekanisme debet kredit terbukti bukan merupakan kesepakatan maupun aturan semata yang dibuat manusia sebagaimana dituduhkan oleh sebagian orang dewasa ini. Dengan demikian, saat ini kita setidak-tidaknya mengetahui keterkaitan yang sangat kuat antara Al-Qur’an dan akuntansi: sistem pencatatan berpasangan merupakan cermin dari sistem berpasangan sebagaimana merupakan kebenaran yang tersaji dalam Al-Qur’an sebagai kalam ALLAH SWT. Rasanya, tidaklah berlebihan kalau kita mau menyisihkan sedikit waktu untuk merenungi hal ini.

Referensi:

Caner Taslaman. 2011. Miracle of the Quran: Keajaibsn Al-Quran Mengungkap Penemuan-penemuan Ilmiah Modern. Mizan. Cetakan kedua.

Sony Warsono-bin-Hardono. 2012. Al Qur’an & Akuntansi: Menggugah Pikiran Mengetuk Relung Qalbu. ABPublisher. Edisi pertama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun