Pasti banyak dari kita yang ingin untuk berkuliah di luar negeri. Namun banyak yang bingung atau terhalang dari segi administratifnya. Yang sering menjadi kendala adalah bukti kemampuan bahasa Inggris yaitu IELTS, TOEFL iBT, dan lain lain. Namun, ada satu persyaratan lainnya yang bagi beberapa orang sulit untuk dipenuhi, yaitu personal statement.Â
Apa sih personal statement itu? Hampir semua universitas luar negeri akan mensyaratkan personal statement dalam pendaftaran kampus mereka dan terkadang menjadi penunjang yang penting dalam penilaian pendaftaran tersebut.Â
Personal statement ini adalah sebuah tulisan atau essay yang memperkenalkan diri kalian yang dimana meliputi informasi terkait dengan latar belakang kalian, skills kalian, pengalaman, ambisi, harapan, alasan memilih jurusan dan universitas tersebut, rencana masa depan dan lain lain. Yang disebutkan itu merupakan informasi-informasi umum yang diminta untuk dijelaskan dalam personal statement.Â
Namun, ini tergantung dari setiap universitas. Ada beberapa universitas yang secara jelas memberikan poin-poin yang perlu dijelaskan namun juga ada yang membebaskan. Meskipun bebas, sebenarnya ada struktur tertentu yang bisa kalian ikuti dalam penulisan personal statement.Â
Nah, di artikel ini kita akan membahas struktur dari penulisan personal statement dan sekalian membedah contohnya juga.
Struktur dari personal statement
Berapa paragraf yang diperlukan dalam personal statement kalian tergantung dari berapa aspek yang kalian sertakan dalam penulisannya. Semisal kalian akan menjelaskan;Â
Latar belakang kalian
Experience dan/atau permasalahan/fenomena yang kalian temui terkait dengan bidang kalian
Solusi yang bisa kalian berikan terhadap permasalahan/fenomena
Kesesuaian jurusan dan universitas yang dipilih dengan bidang kalian.
Jika ada 4 aspek tersebut yang dijelaskan maka diperlukan 4 paragraf. Semisal ada 5 aspek berarti ada 5 paragraf. Namun, kebanyakan institusi akan membatasi jumlah kata untuk personal statement dan ini bervariasi. Pada umumnya, jumlah kata yang diminta berkisar antara 500-1000 kata.
Mari sekarang kita bedah contohnya.
Latar belakang kalian
Second/foreign language learning has fascinated me in many ways. Discovering how the mind works during the process and how individuals interact with themselves, others and its surrounding has always been a personal interest. This curiosity of learning and teaching a second/foreign language, especially English has led me to pursue both my undergraduate and master's degree in English Language and Linguistics and Applied Linguistics, respectively. Upon further academic experiences, I found myself to be even more attracted to second language learning and pedagogy. This path has also led me to become an English teacher, teaching academic English at university level.
Di paragraf pertama ini kita bisa melihat latar belakang dari penulisnya dan bagaimana penulis tertarik dengan bidangnya hingga pekerjaan yang dilakukan. Ketika memberikan latar belakang, kita buat semacam cerita. Note: Jangan dibuat dalam bentuk poin-poin, selalu dalam bentuk paragraph.
Experience dan/atau permasalahan/fenomena yang kalian temui terkait dengan bidang kalian
Being an English language teacher in a country (Indonesia) that sees English as a foreign language has its own challenges. Other than having Bahasa Indonesia as its national language, most Indonesians acquire a local language since childhood. Thus, most underestimate the importance of English in the modern day as English is not widely practiced in society. Involved in a linguistically pluralistic community outside and inside the classroom has given me many obstacles in teaching English.Â
Di paragraf selanjutnya, penulis mengenalkan fenomena apa yang dia alami berdasarkan pengalaman selama bekerja. Jika kalian tidak bekerja, kalian bisa berikan fenomena atau permasalahan apa yang kalian lihat di sekitar kalian yang sesuai dengan bidang kalian.
Solusi yang bisa kalian berikan terhadap permasalahan/fenomena
Learning English for most Indonesians is a daunting task as like in any other non-English speaking countries, our curriculum and/or teaching methods tend to perceive the monolingual approach as the best in achieving the language learning goals. This has caused Indonesian students to be reluctant or even afraid in coming to an English class, let alone learning the language as English classes pressure them to use English only and those who do not will receive punishments. I have found that English teachers in Indonesia have been instilled the values of this approach and any deviation to this is considered as inappropriate and even teachers who do not use the approach can be considered as failures. Being closely related to this phenomenon and have experienced many English language learning settings, I have found to question myself, is this standard approach (monolingual) best for the students? How can we as teachers create a learning environment that not only lessens the burdens for students to learn English but also motivates them? How can we take advantage of Indonesians' multilingualism in learning English? Rooting from those questions, I have seen myself to try implementing other approaches during my teachings.
Di paragraf ini, penulisan memberikan rincian lebih lanjut terkait dengan permasalahannya dan sekaligus mencoba untuk memberikan solusi terkait dengan permasalahan atau fenomena tersebut.
Kesesuaian jurusan dan universitas yang dipilih dengan bidang kalian.
The PhD/Master's in Linguistics at XXX University is the ideal institution for me to equip myself with the theoretical knowledge, practical experience and research training necessary in becoming more adept in multilingualism, second/foreign language learning and pedagogy. Additionally, this programme will help me establish and accomplish my research ambitions in the field of second/language pedagogy. I want to work under the guidance of XXX whose overall work on second/foreign language teaching and learning with my research interest.
Di paragraf terakhir ini kalian bisa berikan informasi terkait dengan kesesuaian visi dan misi kalian dengan jurusan, universitas dan juga pembimbingnya (khusus untuk program S2 research dan S3). Jika kalian mengambil program S1 atau S2 coursework tidak perlu menyertakan nama supervisor yang diinginkan.
Jadi, di atas merupakan salah satu cara untuk menulis sebuah personal statement. Ingat, ini namanya personal statement, jadi selalu berikan informasi yang terkait dengan kalian, terutama karena tulisan ini akan bersifat personal sehingga tidak akan baik/bagus jika kalian mengambil ide orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H