Mohon tunggu...
Nabila Hasna
Nabila Hasna Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sense of Place sebagai Pilar Ekonomi Kreatif di Gunung Gambir Jember

16 November 2024   18:22 Diperbarui: 16 November 2024   18:40 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wisata Edukasi dan Budaya
Pengembangan program wisata berbasis edukasi di Gunung Gambir dapat memberikan pengalaman mendalam kepada pengunjung. Misalnya, wisatawan dapat diajak untuk terlibat langsung dalam proses pengolahan teh atau mengikuti tur sejarah tentang perkebunan dan pengaruh kolonial di daerah tersebut. Wisata semacam ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga wawasan, sehingga meningkatkan nilai tambah dari tempat tersebut.

  • Event Kreatif yang Mengangkat Identitas Lokal
    Gunung Gambir juga memiliki potensi untuk menjadi lokasi penyelenggaraan event kreatif yang memadukan seni, budaya, dan alam. Festival teh, pameran seni dengan tema alam, atau even fotografi dapat menjadi daya tarik baru yang memperkuat identitas kawasan ini.

  • Kerajinan dan Souvenir Unik
    Masyarakat lokal dapat didorong untuk menghasilkan produk kerajinan tangan atau souvenir yang terinspirasi dari lanskap dan budaya Gunung Gambir. Misalnya, miniatur perkebunan teh, tas berbahan alami dengan motif khas, atau lukisan tentang keindahan Gunung Gambir dapat menjadi alternatif produk kreatif yang bernilai ekonomi.

  • Kuliner Khas Berbasis Lokal
    Selain teh, potensi kuliner khas berbasis hasil bumi lokal juga bisa dikembangkan di Gunung Gambir. Menu makanan dan minuman yang terinspirasi dari teh atau bahan-bahan lokal dapat menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.

  • Tantangan dan Strategi Pengembangan

    Meski memiliki potensi besar, pengembangan ekonomi kreatif berbasis sense of place di Gunung Gambir tentu menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah bagaimana menjaga keasrian lingkungan dan nilai historis tempat ini sembari membuka akses lebih luas untuk pariwisata. Berikut beberapa strategi yang dapat dilakukan:

    1. Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
      Pengembangan ekonomi kreatif harus melibatkan masyarakat lokal sebagai aktor utama. Dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, masyarakat dapat diberdayakan untuk menciptakan produk atau layanan kreatif yang sesuai dengan identitas Gunung Gambir.

    2. Pemasaran Berbasis Digital
      Pemanfaatan teknologi digital, seperti media sosial dan platform e-commerce, dapat menjadi alat efektif untuk mempromosikan Gunung Gambir dan produk-produknya ke pasar yang lebih luas.

    3. Pelestarian Lingkungan dan Budaya
      Untuk memastikan keberlanjutan, pengelolaan Gunung Gambir harus memperhatikan pelestarian lingkungan dan budaya lokal. Kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif harus dilakukan dengan pendekatan yang ramah lingkungan dan tetap menghormati nilai-nilai budaya setempat.

    4. Pengembangan Infrastruktur Wisata
      Infrastruktur yang baik, seperti akses jalan, fasilitas pendukung, dan sarana akomodasi, akan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan mendorong lebih banyak wisatawan untuk datang.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun