Glenmore adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Nama kecamatan ini berasal dari nama sebuah perkebunan besar yang berada di wilayah tersebut. Perkebunan ini pada awalnya dimiliki oleh seorang Inggris bernama Ros Taylor sejak tahun 1910, ketika wilayah Indonesia masih di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Glenmore dikenal sebagai area perkebunan dengan tanah yang subur dan iklim yang mendukung pertanian tanaman seperti kopi, kakao, karet, dan teh.
Kekayaan Glenmore akan hasil pertaniannya, khususnya kopi dan kakao, menjadikan daerah ini sebagai pusat agrikultur dengan potensi ekonomi yang sangat tinggi. Perkebunan di Glenmore telah lama dikenal menghasilkan kopi berkualitas unggul dengan cita rasa yang khas, menarik perhatian para pecinta kopi lokal maupun internasional. Tidak hanya itu, tanaman kakao yang dihasilkan dari perkebunan Glenmore juga menjadi produk andalan. Kualitas kakao dari daerah ini sudah diakui hingga ke mancanegara, sehingga produk cokelat Glenmore banyak diminati di berbagai pasar global.Â
Dengan potensi pertanian dan pariwisata yang terus berkembang, Glenmore telah menjelma menjadi lebih dari sekadar pusat agrikultur. Daerah ini kini dikenal sebagai kawasan dengan daya tarik tinggi bagi investor dan wisatawan. Salah satu bukti nyata dari kemajuan ini adalah pengembangan Agrowisata Doesoen Kakao, destinasi wisata edukatif yang berfokus pada proses produksi kakao berkualitas tinggi.Â
Wisata perkebunan tanaman bernama latin Theobroma cacao tersebut berada di Afdeling Pabrik Pager Gunung, wilayah PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) Kebun Kendenglembu. Masuk wilayah administrasi Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore.  Perkebunan kakao  seluas 1500 hektar yang memiliki udara sejuk dengan suhu di kisaran 20-27 derajat celcius di ketinggian 350 meter dari permukaan laut (mdpl) ini mampu menarik pengunjung lokal hingga mancanegara, seperti Belanda, Inggris, Swiss, Jerman dan Hongkong.  Doesoen Kakao menawarkan beragam fasilitas wisata yang menarik dan edukatif, menjadikannya destinasi yang ideal bagi pengunjung yang ingin belajar sekaligus berlibur.Â
1. Tur Edukasi Perkebunan Kakao
Di Doesoen Kakao Glenmore, Banyuwangi, tur edukasi menawarkan pengalaman lengkap yang membawa pengunjung mengenal lebih dalam tentang setiap tahap dalam industri kakao, mulai dari budidaya hingga produksi cokelat. Tur ini diawali dengan kunjungan ke area perkebunan kakao seluas 1.500 hektar. Di sini, pengunjung diperkenalkan pada proses budidaya tanaman kakao, yang meliputi tahap penanaman, perawatan, hingga panen. Pemandu menjelaskan cara kerja perkebunan serta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kakao, seperti iklim dan kondisi tanah yang optimal untuk tanaman ini.
Setelah melihat perkebunan, pengunjung diajak untuk mengamati proses produksi cokelat di pabrik pengolahan yang berada di kawasan perkebunan tersebut. Di pabrik ini, wisatawan dapat melihat tahapan-tahapan penting, seperti fermentasi biji kakao, pengeringan, pemanggangan, dan pengolahan hingga biji kakao menjadi cokelat siap konsumsi. Proses ini memberikan wawasan menarik tentang bagaimana biji kakao yang dipanen dapat diubah menjadi berbagai produk cokelat berkualitas tinggi.
Selanjutnya, tersedia workshop interaktif yang memungkinkan wisatawan mencoba membuat cokelat sendiri. Pengunjung diajarkan cara mencetak dan menghias cokelat sesuai dengan kreativitas mereka, dan hasil karya ini dapat dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Di samping itu, pengunjung juga dapat menikmati sesi pencicipan atau degustasi, di mana mereka bisa mencoba berbagai varian cokelat yang diproduksi di Doesoen Kakao, termasuk cokelat hitam dan susu dengan variasi rasa khas.
2. Kafe dan Toko Oleh-Oleh
Sebagai destinasi wisata, Doesoen Kakao tentu menawarkan fasilitas pusat oleh-oleh. Di kawasan wisata ini, tersedia kafe yang menyajikan beragam hidangan dan minuman yang seluruhnya berbahan dasar cokelat hasil produksi lokal. Menu andalan kafe ini mencakup pisang crispy dengan topping cokelat yang lezat serta minuman cokelat panas yang disukai oleh pengunjung dari berbagai kalangan.Â