Mohon tunggu...
Swan Dito
Swan Dito Mohon Tunggu... -

Seorang calon manula yang ingin hidup praktis, sederhana tapi membawa ketentraman dan kedamaian batin. Hidup sehat dan bahagia adalah pilihan saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Saya Menggugat Seorang Profesor di Amerika

11 April 2016   17:10 Diperbarui: 12 April 2016   01:06 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu saya mendatangi sebuah ruang kantor, yang bertuliskan 'Student Affairs' dipintunya. Di dalam saya diterima oleh seorang wanita setengah baya. Beliau sangat ramah, masalah saya ditampung dengan baik. Saya diminta untuk kembali lagi minggu depannya. Waktu kembali menghadap beliau, saya sudah deg2an, apa yang akan terjadi dengan nasib saya sekali ini. Ternyata beliau bener2 membantu dan membela saya. Beliau minta saya datang kekantor sang profesor lagi, nanti disana masalah saya akan diselesaikan. 

Begitu saya menghadap sang profesor, saya langsung disuruh untuk menulis ulang pekerjaan rumah yang pernah gagal itu. Dengan gembira saya kerjakan lagi, membuat laporan akuntansi yang baru. Setelah selesai, cepat2 saya serahkan kembali kekantor sang profesor. 

Hasilnya dapat nilai 'Pass'. Saya masih ingat, saat itu saya langsung lari menuju keruang si ibu di kantor Student Affair untuk menghaturkan terima kasih atas bantuannya membela kasus saya. Berkat bantuan beliau, si profesor muda yang arogan itu ternyata takut juga dan terpaksa meluluskan saya. Perlu saya tuliskan di sini sebagai tambahan, ibu yang membantu saya tersebut (yang sampai sekarang saya tidak pernah tahu nama beliau), adalah seorang wanita berkulit hitam. Terima kasih atas bantuannya ibu...sehingga saya bisa lulus tepat waktu dan mengikuti wisuda di akhir tahun 1983.

Begitulah pengalaman pahit dan manis tentang mencari keadilan disebuah kampus di negara Amerika. Memang harus saya akui, di negara maju seperti Amerika, hak asasi seorang manusia sangat dijunjung tinggi. Seseorang boleh tidak senang terhadap orang lain, berbeda pandangan atau pendapat, tapi kita tidak boleh memperlakukan orang lain dengan se-mena2 dan se-wenang2, hanya karena lebih berkuasa atau berada dipihak yang lebih kuat. Hukum dan kebenaran benar2 ditegakkan dan dipatuhi semua orang. Ditambah lagi peradaban masyarakat di sana sangat mumpuni, saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia.

 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun