Mohon tunggu...
Swan Dito
Swan Dito Mohon Tunggu... -

Seorang calon manula yang ingin hidup praktis, sederhana tapi membawa ketentraman dan kedamaian batin. Hidup sehat dan bahagia adalah pilihan saya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Saya Menemukan Kebahagiaan...

14 Januari 2016   17:13 Diperbarui: 14 Januari 2016   19:33 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didalam artikel sebelum ini, saya telah menyebutkan bahwa saya adalah seorang introvert, yang senang akan dunia kesendirian, senang akan sesuatu yang tenang dan tentram. Dulu seingat saya, berada sendirian dirumah adalah hal yang menyenangkan, duduk2 disamping rumah, menikmati rumput hijau ditaman yang tidak berapa luas. Saya pikir, enak juga jadi lansia, setiap hari bersantai ria, makan tidur, tanpa disibukkan oleh jadwal kerja dan lain sebagainya. Hidup bahagia dah...kalau boleh saya katakan begitu.

Tapi setelah menginjak usia kepala enam, tanpa diduga dan dinyana muncul juga rasa kesepian. Saya heran kenapa bisa begini. Sering kali rasa kesepian tadi berubah menjadi rasa resah dan gelisah, sepertinya bingung mau mengerjakan apa hari ini. Dan suasana pikiran seperti itu sangat mengganggu sekali. Mulailah saya mencari tahu didunia internet dan selain itu juga bertanya kesana kemari kepada beberapa teman yang masih seusia dengan saya.

Ternyata ada jawaban yang cukup memuaskan perihal keadaan saya tersebut. Perubahan hormonal karena usia tua.

Wah...se-umur2 baru sekali ini mendengar istilah 'perubahan hormonal'. Ternyata menjalani masa tua atau istilah kerennya 'the golden age' tidaklah seindah dan senikmat seperti yang saya baca dikoran atau majalah...hehehe.

Secara phisik dan mental, termasuk sehat, saya hampir tidak pernah berhubungan dengan yang namanya dokter, apotik maupun rumah sakit. Seingat saya, dokter yang saya kunjungi hanya dokter mata dan dokter gigi, urusan pasang kaca mata dan cabut gigi.

Perubahan hormonal, dikalangan wanita usia senja,biasanya berbarengan dengan datangnya menopause. Perasaan berdebar, sering keluar keringat, suka uring2an, resah dan gelisah adalah gejala umum yang timbul. Mulut terasa kering dan pahit, selera makan jadi terganggu dll. Bersifat sementara, tapi untuk orang2 tertentu, perubahan tersebut bisa menjadi kronis dan perlu pengobatan.

Dulu saya mengira, mengalami masa tua atau istilah kerennya 'aging', paling2 rambut jadi memutih, kulit jadi keriput, gigi satu demi satu tanggal tanpa sebab, atau pandangan mata jadi berkurang. Dan saya siap untuk semua perubahan itu. Tapi ternyata takdir dan nasib berkata lain...hehehe.

Singkat kata, menurut apa yang saya dapatkan dari berbagai nara sumber, saya harus mencari kesibukan baru, apapun macam dan bentuknya. Tujuannya untuk mengisi waktu2 yang kosong dalam keseharian saya. Sampai disini saya jadi bingung...bagaimana tidak, seorang lansia yang sudah lama mengasingkan diri dari keramaian duniawi disuruh mencari kesibukan lain. Kan saya sudah cukup punya kesibukan, seperti mencuci pakaian sendiri, menyirami dan membersihkan taman, memberi makan seekor anjing dan lima ekor burung tekukur, plus bermain komputer.

******

Disuatu sore, sesaat sebelum mandi, saya berdiri didepan rumah sekedar melihat suasana diluar. Kebetulan saat itu ada beberapa anak tetangga sedang bermain bola. Saya mendekat dan nonton mereka bermain bola, sambil sesekali saya mengajak mereka ber cakap2. Aneh, ada rasa senang dalam hati saya berkumpul dengan anak2 kecil itu. Begitulah awal mulanya saya menemukan teman2 baru yang lucu2, polos dan lugu. Sejak saat itu setiap sore, saya selalu membuka pintu rumah depan dan teman2 kecil saya, satu persatu berdatangan untuk sekedar bermain bersama.

Kejadian tersebut telah menjadi kenangan manis dalam hidup saya, membantu saya lepas dari beban mental yang bernama resah dan gelisah. Berlangsung beberapa tahun, kemudian anak2 sudah beranjak dewasa dan sejak itu berhenti bermain kerumah.

Tanpa kita masing2 menyadari, telah terjadi sepenggal pengalaman hidup yang membahagiakan diantara kita. Walaupun saya tahu bahwa pengalaman tersebut tidak akan bisa terulang kembali, tapi kebahagiaan yang ditimbulkan akan terpateri didalam hati sampai saya mati nanti.

Ternyata hidup itu indah, kalau saja kita tahu bagaimana cara menikmatinya...

Terima kasih teman2 kecilku, anda telah berjasa membantu saya lepas dari masa2 sulit.

Salam bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun