Mohon tunggu...
Alwi Swandi
Alwi Swandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menemukan realitas sosial

Mengungkap fakta

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Nasdem Buru: Siap Memediasi "Panen Raya Cengkih" di Buru

12 April 2024   14:53 Diperbarui: 12 April 2024   15:08 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Namlea; 

Ketua DPD NASDEM Buru Muhammad Daniel Regan sapaan akrab MDR membuka diri terhadap upaya peningkatan nilai jual komoditi lokal daerah. 

Sala satunya di Kabupaten Buru ini kita punya sumberdaya alam, yang sudah turun temurun menjadi komoditi asli maluku, yakni cengkih dan pala 

Menurut data yang kami dapati sejak tahun 2011 hingga 2013 misalnya nilai penjualan hasil cengkih untuk wilayah batabual saja yang di pasok ke ambon mencapai 700-800 Ton dalam masa panen, sayangnya perhatian akan kualitas dan nilai jual hasil cengkih ini mengalami pasang surut ( tidak stabil) 

Makanya untuk menunjang akan hal itu, kita harus bahu membahu mendorong dan berkontribusi langsung secara berkala, menyiapkan program yang dapat menopang nilai jual cengkih paling tidak stabil di angka tertentu, dengan me efisiensi jumlah produksi dan kualitasnya, sebab kualitas cengkih sangat berpengaruh terhadap nilai jualnya. 

Sala satu faktor yang bisa kita ambil misalnya pengeringan, ini tentu harus dilihat sebagai aspek penentu nilai jual, sementara masyarakat masi menggantungkan proses pengiringan dengan mengandalkan sumber alam yakni panas matahari, sementara musim panen cendrung pada musim penghujan antara bulan Juli, Agustus, September oleh karena siklus iklim wilayah maluku cendrung pada bulan bulan itu masuk musim penghujan yakni musim timur. 

Selain itu , dalam faktor lainya mesti ada nilai brendeng, yang mesti di tingkatkan juga saya promosinya, sehingga lewat kesempatan ini kami DPD Nasdem Buru , ingin sekali berkontribusi dalam menyiapkan media promosi yakni, dengan menggelar PANEN RAYA CENGKIH, ini tentu mengikuti program nasional yang cendrung selama ini di patenkan untuk kebutuhan pangan yakni Padi ( beras). 

Nah kami juga tentu ini di tularkan pada aspek komoditi lokal, yakni cengkih, kalau ini mampu di jadikan tradisi  secara konsisten saya yakin akan memantik aspek lain juga, misalnya wisata budaya dan tradisi. 

Sehingga apa yang selama ini kita hanya familiar denga Penen Raya Padi ( Beras) tentu, apa salahnya juga kita mulai familiar dengan Panen Raya Cengkih, 

Memang meski hanya sekedar promosi seriomonial namun jika di patenkan sebagai tradisi, secara berkala akan menjadi sarana promosi dan tentu akan memantik daya eksotik tradisi kita di buru sebagai penghasil komoditi lokal yang cukup secara kuantitas. 

Paling tidak yang kami maksudkan disini adalah berkontribusi kepada petani komoditi lokal yakni cengkih, kedepanya mungkin pala setelah kemarin inisiatif kita menyentuh kopi dan hotong. 

Kami berharap semua komponen melihat ini dari kacamata keikutsertaan kami dalam mempromosikan komoditi lokal, bukan juga sebagai pembanding program yang di gagas sektor pertanian pemerintah, ini justru harus dinilai sebagai kontribusi kami dalam upaya menopang program program lain di sektor pertanian yang telah dilakukan. Tutup MDR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun