Di sisi lain, Prabowo adalah seorang solidarity maker-komandan dengan pengikut loyal. Kemudian, latar belakang militer Prabowo jelas sering menempatkannya di posisi otoritatif sebagai pemegang tongkat komando.
Artinya, dua orang pemimpin nasional ini sebenarnya memiliki karakter yang saling melengkapi, yaitu komandan (Prabowo) dan eksekutor (Jokowi). Jadi, relasi keduanya akan harmonis meski tidak menafikan kemungkinan adanya friksi-friksi kecil. Tinggal, kedua tokoh politik ini harus menjadikan etika kenegarawanan sebagai panduan perilaku politik mereka. Maksudnya, Jokowi harus terus mencamkan bahwa Prabowo sekarang merupakan pemimpin tertinggi republik ini, sementara Prabowo juga harus menghormati Jokowi sebagai seorang mantan presiden yang kini memainkan peran sebagai penasihat alias guru bangsa. Jika itu bisa dilakukan, kondisi perpolitikan Indonesia ke depan harusnya berjalan stabil. Tentu dengan tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip dasar demokrasi, seperti kebebasan, persamaan, dan persaudaraan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI