Karena itu, segala jargon terkait "kebebasan" dalam "Teori Kebudayaan Pancasila" harus terbingkai dengan nilai-nilai agama. Hanya saja, nilai-nilai agama ini tidak boleh melulu datang dari agama dominan, melainkan juga harus datang dari agama-agama lain. Berbagai perspektif inilah yang lantas dinegosiasikan lebih lanjut melalui dialog intensif untuk dicarikan titik tengah.
 Terakhir, sesuai dengan spirit gotong-royong dan cinta-kasih yang mengikat lima sila Pancasila, maka penegakan "Kebudayaan Pancasila" harus dilakukan dalam semangat kebersamaan dan persaudaraan penuh cinta antara sesama warga. Jadi, tidak boleh ada kekerasan karena perbedaan pendapat. Begitulah tiga sendi Teori Kebudayaan Pancasila---nilai ketuhanan, spirit kebersamaan penuh toleransi, dan ruh cinta-kasih yang antikekerasan---yang sejatinya merupakan modal ampuh bagi bangsa kita untuk memberikan sumbangan berharga bagi peradaban dunia.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI