Di tengah pelemahan ekonomi global maupun nasional meski situasi dunia tidak lagi mengalami pandemi, banyak orang berbicara lagi soal potensi krisis. Apalagi masih terbayang krisis finansial besar sebelum pandemi, yaitu krisis ekonomi dunia 2008 yang bermula di AS.
Lantas bagaimana mengantisipasi risiko krisis di masa sudah tidak lagi pandemi? Sebelumnya, kita perlu belajar dari kronologi krisis global 2008 sebagai berikut yang sudah saya sarikan dari sejumlah literatur.
Krisis Properti
Nilai aset properti melorot di pasar-pasar jenuh seperti Miami dan Las Vegas dan pasokan jauh melampaui permintaan. Hal ini meluas dan banyak peminjam sub-prima mendapati rumah mereka memiliki nilai jauh lebih rendah daripada hipotek mereka. Gagal bayar melonjak, yang membuat harga kian terpuruk.
Maraknya CDO
Investor, terutama investor asing yang mencari imbal hasil lebih tinggi, meminta lebih banyak lagi CDO, yaitu sekuritas rumit yang didasarkan pada hipotek-hipotek atau utang-utang lain. CDO-CDO ini kerap dilabeli peringkat palsu menggiurkan AA dan AAA oleh lembaga pemeringkat dan dianggap sama amannya dengan SUN.
Sekuritas yang kian Menggila Â
Inovasi produk sekuritas kian menggila. AIG menjual CDS, produk derivatif yang dirancang untuk melindungi investor dari gagal bayar.
Hipotek Rontok
Konsumen yang diberikan KPR atau hipotek besar tanpa dokumen administrasi yang layak akhirnya gagal membayar utang mereka. Lembaga keuangan mulai merasakan dampak negatifnya.
Sektor Keuangan Kian Keras Terhajar
Meningkatnya kredit macet menggerus nilai CDO, memaksa bank menjual saham baru untuk menggalang modal, namun tidak ada yang mau membeli CDO lagi. Bank harus melakukan write-down. Kekacauan muncul. Bear Stearns bangkrut. Lehman Brothers terpuruk. AIG tidak bisa mengkover kerusakan yang ada.Â
Kebijakan Penalangan Â
Pemerintah merancang merger antara Bear Stearns dan JP Morgan Chase serta ingin mengumumkan krisis telah berlalu. Sayangnya, krisis justru jauh dari usai. Fannie dan Freddie diakuisisi negara untuk mempertahankan sistem keuangan global. AS pun mengucurkan dana talangan untuk AIG, sejumlah firma finansial, dan beberapa raksasa otomotif.
Kesimpulan
Dilihat dari kronologi krisis global dari awal sampai resolusi akhir di atas, kita bisa simpulkan dua langkah utama untuk mengantisipasi krisis. Pertama, jangan biarkan sektor keuangan mengalami masalah besar. Utamanya, singkirkan moral hazard para pelaku sektor finansial supaya masyarakat tetap punya trust tinggi terhadap sektor itu.
Kedua, waspadai supaya masyarakat tidak mudah berbelanja memenuhi kemampuan mereka membeli atau membayar cicilan. Pembukaan lapangan kerja maupun pengucuran bantuan sosial dan stimulus untuk usaha kecil menengah guna menjaga daya beli serta edukasi kepada masyarakat untuk menghindar dari terbelit pinjaman mencekik leher menjadi penting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI