Banyak orang selama ini mengecam mekanisme pasar bebas dalam sistem ekonomi yang kapitalistis. Padahal, mekanisme pasar bebas sejatinya memiliki kebaikan signifikan, terlebih bila kita mengkaji pemikiran ekonomi besar John Maynard Keynes.
Sejatinya, Keynes merupakan seorang ekonom yang meyakini sekali kebaikan tata ekonomi kapitalistis yang memiliki semangat pasar bebas. Akan tetapi, Keynes dalam General Theory of Employment, Interest, and Money (1937) menyadari sejumlah kelemahan dalam kapitalisme dan ingin memberikan sejumlah revisi sebagai berikut. Pertama, berbeda dengan pandangan para ekonom klasik dan neo-klasik yang berpendapat bahwa pemerintah itu netral, Keynes justru menganggap pemerintah sebagai faktor utama yang mampu mengimbangi goncangan-goncangan dalam tata ekonomi kapitalistis. Bila kegiatan bisnis lesu dan investasi menurun, pemerintah dapat melakukan investasi karena pemerintah tidak harus mencari keuntungan. Investasi pemerintah menghasilkan pendapatan sama besarnya dengan pendapatan yang mungkin dihasilkan investasi swasta. Pendapatan yang diakibatkan pengeluaran (investasi) pemerintah akan memperluas pasar dan dengan demikian menggairahkan kembali dunia usaha.
Kedua, jika suatu negara mengalami bahaya inflasi, yaitu apabila kenaikan harga-harga terasa mengancam, pemerintah harus bertindak sebagai penabung, bukan pembelanja. Artinya, pemerintah harus mengumpulkan lebih banyak uang dibandingkan yang dibelanjakannya. Sehingga, kebijakan fiskal pemerintah harus menghasilkan anggaran yang surplus atau meraih keuntungan.Â
Dari kedua revisi di atas, kita dapat melihat bahwa Keynes sebenarnya tidak memberikan penekanan pada intervensi langsung pemerintah terhadap kegiatan usaha swasta. Keynes hanya ingin menyarankan kepada pemerintah untuk memberikan penekanan pada kebijakan fiskal (anggaran) yang mengimbangi dan melunakkan akibat-akibat sistem kapitalis yang merugikan kehidupan ekonomi tanpa pretensi revolusioner untuk mengotak-atik atau mengubah sistem pasar bebas itu sendiri. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H