Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme Bukan Solusi Bagi Islamisme, Lantas Apa?

19 Januari 2025   10:02 Diperbarui: 19 Januari 2025   10:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kover buku Islam and the Future of Tolerance (Sumber: koleksi pribadi)

 Solusi   

Jika sekularisme, pluralisme, liberalisme bukan solusi bagi Islamisme, lantas apa alternatifnya?  Setidaknya ada dua aras (tingkatan) yang bisa diupayakan bersama. Pertama, di aras ekonomi, berbagai negara di dunia harus bekerja sama untuk menciptakan hubungan yang lebih setara di antara negara-negara di dunia serta meminimalkan kesenjangan sosial antara kaum kaya dan miskin (the haves and the have-nots). Pasar bebas tidak boleh lagi berlindung di balik prinsip usang intervensi minimal negara dan laissez-faire yang melahirkan free-fight liberalism. Sebaliknya, pasar memerlukan regulasi lebih ketat dari negara dan kontrol demokratis dari masyarakat warga (civil society). Jika ini dilakukan, kita akan bisa meminimalkan narasi kekecewaan, yang menurut Majid Nawaz dalam Islam and the Future of Tolerance (Serambi, 2022) merupakan bahan bakar bagi ideologi ekstrem seperti Islamisme.

Kedua, di aras pemikiran, masyarakat perlu dibekali dengan piranti rasionalitas kritis supaya bisa terhindar dari keterpesonaan terhadap tokoh atau perekrut kharismatis dan ketaklidan terhadap narasi kekecewaan. Kebiasaan berpikir kritis (critical thinking) dan rasa percaya diri tinggi terhadap kemampuan sendiri (high self-esteem) membuat individu bisa mencari "cela" dalam ideologi ekstrem---baik ekstrem agama maupun ekstrem sekuler---beserta tokoh-tokohnya.  

 

 

             

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun