Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengenal Demokrasi Iliberal dan Fasisme Liberal

17 Januari 2025   21:55 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:20 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, paham fasisme liberal ini memiliki satu kelemahan mendasar. Yaitu, ia bisa menjerumuskan satu negara menjadi Negara Korporat (Corporate State) ala Mussolini di Italia masa silam. Maksudnya, karena pemulihan ekonomi diserahkan ke tangan para ahli, maka salah satu "kelas ahli" yang patut diajak adalah kelas teknokrat dan pengusaha. Akibatnya, penguasa bisa saja tergelincir bersekutu dengan pengusaha untuk menguntungkan hanya diri mereka sendiri sembari meminggirkan rakyat. Jadi, penerapan fasisme liberal akan lebih baik dilakukan pada masa krisis atau darurat dan bukan untuk dijalankan secara permanen.

Oleh karena itu, jangan sampai kita di Indonesia tergoda mempraktikkan demokrasi iliberal atau fasisme liberal.  Lebih baik bagi kita mengikuti praktik-praktik demokrasi liberal yang menyerahkan kedaulatan di tangan rakyat dengan mengindahkan prinsip rule of law, kesejahteraan, dan penghargaan terhadap HAM. Memang, demokrasi liberal pun mengandung kelemahan, tapi sejauh ini ia tetap merupakan satu ideologi yang terbaik dari segala ideologi yang pernah dicoba. Tinggal, bagaimana kita mengadaptasi implementasi prinsip-prinsip demokrasi liberal itu sesuai dengan konteks budaya kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun