Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengembalikan Konsolidasi Demokrasi Ke Jalurnya

16 Januari 2025   23:48 Diperbarui: 16 Januari 2025   22:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmuwan politik pakar konsolidasi demokrasi, Larry Diamond (Sumber: gettyimages)

Ada juga fenomena dinasti politik yang mampu menyebarkan keluarga-keluarga mereka ke berbagai posisi pemerintahan secara sah prosedural walaupun sebenarnya dinasti itu dikukuhkan di atas jejaring para orang kuat.

Realisasi agenda ketiga konsolidasi pun masih belum menggembirakan. Sebab, kita saksikan betapa kinerja pemerintah di bidang ekonomi belum berbuah manis. Yang ada justru kontroversi baru-baru ini seputar rencana pemberlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen.

Tebir Dekonsolidasi

Oleh karena itu, kita sesungguhnya sedang berada di tebir dekonsolidasi demokrasi. Itulah buah dari kegagalan deretan rezim transisi dalam mengelola ikhtiar konsolidasi demokrasi selama hampir tiga dasawarsa.

Akan tetapi, masih belum ada kata terlambat untuk memutar haluan. Caranya, kembali ke jalur trek yang benar dan mulai mengelola kedua agenda konsolidasi yang selama ini tercecer. Yaitu, penetrasi nilai demokrasi dan efektivitas kerja pemerintah atau radikalisasi demokrasi dalam istilah filsuf Jrgen Habermas. Radikalisasi demokrasi ini setidaknya bisa dilakukan lewat mengefektifkan
pendidikan karakter, pendidikan kewarganegaraan, dan pendidikan politik sejak dini di berbagai tingkatan sekolah formal guna memperkuat literasi politik masyarakat. Dengan literasi politik yang kuat, masyarakat akan mampu mempraktikkan Republikanisme, yaitu paham di mana warga negara dapat terlibat aktif secara konstitusional dalam memengaruhi kebijakan negara dalam rangka mencapai kebaikan bersama (Robertus Robet, Republikanisme, Marjin Kiri, 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun