Tak bisa dibantah bahwa Korea Selatan adalah contoh negara yang berhasil mentransformasi diri secara radikal. Sekitar enam dasawarsa lalu, Korea Selatan menyandang status miskin dan inferior karena didera oleh peperangan, perpercahan, maupun berbagai konflik. Kondisinya bertolak belakang dengan negara tetangganya, China dan Jepang. Namun, siapa sangka sekarang ini Korea Selatan begitu berjaya dengan berbagai produk ekonominya, mulai dari sektor manufaktur hingga ekonomi kreatif. Siapa tak kenal sekarang dengan nama Samsung sebagai produsen peralatan teknologi mutakhir? Atau, Hyundai sebagai perusahaan otomotif terkemuka? Di bidang ekonomi kreatif, begitu banyak orang di belahan dunia menggilai boyband BTS dan menjadi penonton setia serial Netflix populer Squid Game. Bahkan, film Parasite arahan sutradara Bong-Joon Hoo mencatat sejarah sebagai satu-satunya film luar Amerika Serikat dan film berbahasa asing yang memenangi penghargaan prestisius film terbaik di ajang Academy Awards.
Kisah kesuksesan Korea Selatan ini harusnya menjadi inspirasi bagi negara apa saja, termasuk Indonesia, yang ingin menaikkan statusnya sebagai negara utama dunia. Buku Rahasia Bisnis Orang Korea (Noura, 2013) karya Ann Wan Seng memberikan resep lengkap yang sudah saya ringkaskan sebagai berikut:
- Jangan menuruti kehendak pasar, tapi ciptakan pasar baru dalam memasarkan produk.
- Suatu bangsa harus mau bekerja tidak kurang dari 14 jam dalam sehari.
- Berani melakukan perubahan dan pembaruan.
- Jadikan segala penderitaan dan kesengsaraan sebagai jalan mencapai keberhasilan dan kemakmuran.
- Berpegang teguhlah pada tradisi dan warisan budaya bangsa.
- Rakyat harus rela berkorban dalam membantu negara keluar dari krisis ekonomi.
- Ikhlaslah mengorbankan waktu istirahat untuk melakukan pekerjaan apa pun.
- Pelajari apa saja untuk perubahan tanpa harus meninggalkan kebudayaan khas suatu bangsa.
- Belajarlah dari bangsa yang lebih maju.
- Ubah cara berpikir dan bertindak guna menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
- Agresif, tekun, fokus, bersungguh-sungguh, dan rajinlah saat bekerja.
- Kembangkan profesionalisme tinggi.
- Anggap pekerja sebagai satu keluarga dan kelompok yang saling membantu dalam bekerja.
- Letakkan adab dan budi pekerti di atas segalanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
- Bulatkan semangat untuk berusaha dan memulai sesuatu serta kembangkan keberanian untuk bersaing.
- Jadikan kebudayaan dan tradisi leluhur sebagai alat penting untuk menyelesaikan konflik.
- Selalu berusaha untuk mengubah kemungkinan menjadi kenyataan.
- Anggap krisis sebagai suatu peluang.
- Kembangkan patriotisme tinggi dan bersikap setialah kepada tanah air.
- Bangun sikap optimis dan percaya kepada diri sendiri.
- Kuasai, perbarui, dan terapkan Teknologi Informasi.
- Buat produk yang bernilai-guna bagi konsumen dan tingkatkan terus kualitasnya.
- Kembangkan strategi memperbanyak pasar.
- Jagalah citra dan reputasi diri yang baik.
- Kembangkan industri kecil dan menengah.
- Anggap semua jenis pekerjaan sama baiknya. Tidak ada jenis pekerjaan yang berstatus lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lainnya.
Tentu resep-resep ini perlu disesuaikan dengan konteks budaya masing-masing negara. Sebagai contoh, poin jadikan kebudayaan sebagai alat menyelesaikan konflik di Indonesia bisa dimaknai di Indonesia sebagai penggunaan mekanisme musyawarah mufakat secara kekeluargaan dalam menyelesaikan permasalahan. Cara ini pasti lebih murah ketimbang lewat cara legal-formal melalui litigasi yang melibatkan proses peradilan tinggi biaya. Namun, pada intinya, resep-resep dari Korea Selatan ini layak menjadi modal awal bagi negara mana pun untuk memulai perubahan ke  arah yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H