Mohon tunggu...
Satrio Wahono
Satrio Wahono Mohon Tunggu... Penulis - magister filsafat dan pencinta komik

Penggemar komik lokal maupun asing dari berbagai genre yang kebetulan pernah mengenyam pendidikan di program magister filsafat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenal Sosialisme Religius (Dari Prawiranegara ke Buber)

9 Januari 2025   19:23 Diperbarui: 9 Januari 2025   18:27 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, mereka yang meyakini mazhab sosialisme religius dalam menata perekonomian suatu bangsa haruslah berpendirian untuk memberi ruang lapang bagi segala inisiatif swasta untuk memajukan hak milik pribadi. Syaratnya, pihak swasta juga harus menyadari tanggung jawab mereka untuk mendistribusikan pendapatan mereka kepada orang yang kurang mampu. Tujuannya adalah demi mewujudkan persaudaraan manusia secara harmonis (sosialistis) di muka bumi.

Bagaimana dengan peran Negara? Di sini, Negara mesti menjadi fasilitator bagi proses redistribusi dengan merancang regulasi maupun penegakan hukum yang memadai; menciptakan iklim berusaha yang baik; merumuskan kebijakan pajak yang berkeadilan; memberikan bantuan sosial---asuransi sosial, subsidi, paket bantuan sosial, pendidikan terjangkau, dan lainnya---kepada seluruh anggota masyarakat; serta menjaga supaya sektor publik seperti kesehatan, energi, dan lain sebagainya terhindar dari proses komodifikasi yang menjadikan sektor-sektor itu sekadar lahan laba bagi swasta.

Pemikiran yang seperti ini tentu jauh dari menakutkan, bahkan bercita-cita mulia bagi kesejahteraan umat manusia. Karena itu, kita harusnya tidak perlu lagi alergi, apalagi takut, dengan kata sosialisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun