Mohon tunggu...
shiva nur aisyah
shiva nur aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya seorang mahasiswa baru tahun 2024 yang memiliki hobi menonton film dan scrol sosial media

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komunikasi Organisasi Pada Masa Krisis

6 Januari 2025   19:55 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:55 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu teori signifikan dalam kajian komunikasi organisasi adalah teori krisis komunikasi. Teori ini menyoroti strategi komunikasi yang diterapkan organisasi saat menghadapi situasi krisis, yang dapat berdampak pada reputasi, operasi, dan keberlanjutan mereka. Komunikasi yang efektif selama krisis sangat penting untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan, serta meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul. Dalam menghadapi krisis, kepercayaan menjadi elemen krusial bagi organisasi. Ketika kepercayaan ini dipelihara atau ditingkatkan melalui komunikasi yang jujur, terbuka, dan konsisten, organisasi akan memiliki fondasi yang kuat untuk menjaga loyalitas anggota dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemangku kepentingan eksternal. Selain itu, dalam mewujudkan resiliensi, terdapat faktor-faktor penunjang yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor seperti kepemimpinan yang efektif, sumber daya yang memadai, komitmen anggota, dan jaringan yang luas telah terbukti dapat membantu organisasi dalam menghadapi krisis serta meningkatkan resiliensi mereka.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Huda et al. (2018) menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif memiliki dampak positif terhadap resiliensi organisasi. Pemimpin yang baik mampu memberikan arahan yang jelas serta memotivasi anggota untuk bertindak secara efektif dalam menghadapi situasi krisis. Selain itu, penelitian oleh Hovav dan Erev (2017) menemukan bahwa ketersediaan sumber daya yang memadai dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam merespons krisis dengan lebih baik. Sumber daya yang cukup memungkinkan organisasi untuk menghadapi situasi kritis dengan cepat dan tepat. Selain itu, komitmen anggota juga menjadi faktor krusial dalam memperkuat resiliensi organisasi. Menurut penelitian oleh Oh dan Labianca (2017), komitmen anggota merupakan salah satu kunci untuk memastikan keberlangsungan organisasi. Anggota yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih berusaha untuk mendukung organisasi dalam menghadapi tantangan. Penelitian oleh Wang et al. (2017) juga menunjukkan bahwa memiliki jaringan yang luas dapat membantu organisasi dalam mengatasi situasi krisis. Dengan jaringan yang baik, organisasi akan lebih mudah mengumpulkan informasi dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun