Mohon tunggu...
Ziiniii
Ziiniii Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat (STIKes Surya Global Yogyakarta)

Hi, Saya suzzini sering disapa dengan panggilan zini. Saya Mahasiswa aktif Semester IV Program Studi Kesehatan Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Darurat! Dampak Penutupan "TPA Piyungan" terhadap Epidemiologi Penyakit Menular

7 Mei 2024   16:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   16:16 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Enesis Group)

DAMPAK PENUTUPAN TPA PIYUNGAN

TERHADAP EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

 

Sampah merupakan masalah yang sulit diselesaikan di Indonesia. sampah menjadi salah satu permasalahan yang sangat serius di lingkungan masyarakat, karena dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang begitu nyata. Seperti,pencemaran udara, air,dan tempat bersarangnya sumber penyakit. Permasalahan sampah merupakan suatu kerusakan lingkungan yang terjadi karena ulah manusia itu sendiri yang tidak bisa memilah dan membiasakan hidup sehat.

Sampah yang setiap harinya terus menerus dihasilkan dan dibuang pada tempat yang sama akan mengakibatkan penumpukan volume sampah begitu tinggi. Penumpukan sampah tersebut akan mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan sekitar dan juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit.

Hewan seperti tikus,nyamuk dan lalat merupakan salah satu faktor terjadinya penyakit menular yang berkembang biak disekitar area TPA. Hewan-hewan tersebut bisa menyebabkan datang nya penyakit, seperti penyakit kulit, malaria, DBD, dan juga ISPA.

Kasus penumpukan sampah yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan yang terletak di Dusun Ngablak,Sitimulyo,Bantul,DIY. Adapun luas TPA Piyungan yaitu 13 hektar dengan kapasitas 2,7 m sampah. (Nugrahadi 2014). Menurut Penelitian Mulasari volume sampah terbanyak dihasilkan oleh orang Yogyakarta.

Tepat pada tanggal 5 maret 2024 pemerintah DIY secara resmi menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan terjadi penutupan pada kawasan pembuangan akhir TPA Piyungan disebabkan karena meluapnya volume sampah yang mulai merambat ke lingkungan sekitar. DLHK DIY Kusno Wibowo menyatakan "Menutup TPA Piyungan yang dilakukan hari ini merupakan sekaligus dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2024".

(Sumber : tvOneNews.com)
(Sumber : tvOneNews.com)

Keterbatasan TPA Piyungan dalam menampung sampah mengakibatkan penutupan TPA tersebut, hal ini menimbulkan berbagai permasalahan yang ada di Masyarakat mulai dari positif dan juga negatif. Positif nya masyarakat sekitar TPA Piyungan tidak akan meraskan pencemaran udara, air dan terhindar dari penyakit yang disebabkan karena sampah. Negatif-nya masyarakat perkotaan maupun Masyarakat di sekitarnya yang tidak bisa memilah sampah, mereka akan melakukan pencemaran udara yaitu dengan pembakaran sampah.

Adapun dampak negatif dari penutupan TPA Piyungan bagi masyarakat sekitar TPA Piyungan maupun perkotaan, yaitu tidak tersedianya lagi tempat penampungan sampah yang mereka hasilkan setiap harinya. Hal ini menjadikan masyarakat perkotaan mengambil jalan pintas yaitu dengan membakar dan membuang sampah sembarang. Permasalahan tersebut menjadikan lingkungan sekitar tempat pembakaran sampah menjadi tidak sehat karena dapat mengganggu saluran pernafasan dan juga menimbulkan penyakit menular seperti ISPA.

(Sumber : Enesis Group)
(Sumber : Enesis Group)

Tidak jauh berbeda dari titik pembakaran sampah,gundukan-gundukan sampah yang dibuang secara sembarang diberbagai titik maupun sudut perkotaan dapat mengakibatkan kerusakan dan juga pencemaran terhadap udara, air dan lingkungan sekitarnya. Gundukan sampah tersebut juga bisa dijadikan sarang maupun tempat berkembang biak vector-vektor pembawa penyakit menular seperti nyamuk dan tikus. Hewan tersebut merupakan pembawa penyakit Pes, Leptospirosis, Malaria, DBD. Tentunya penyakit tersebut dapat berkembang biak serta menular terhadap orang lain.

Upaya pencegahan supaya tidak terjadi kasus serupa dimulai dari merubah pola hidup menjadi lebih sehat,belajar memilah sampah, meminimalisir penggunaan sampah anorganik, mengadakan sosialisasi yang bertujuan untuk memberi tahu masyarakat tentang dampak apa saja yang timbul dari sampah, dan yang paling penting memberikan edukasi serta pelatihan buat masyarakat untuk belajar mendaur ulang sampah agar kedepanya tidak terjadi lagi permasalahan yang sama pada TPA Piyungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun