Adapun dampak negatif dari penutupan TPA Piyungan bagi masyarakat sekitar TPA Piyungan maupun perkotaan, yaitu tidak tersedianya lagi tempat penampungan sampah yang mereka hasilkan setiap harinya. Hal ini menjadikan masyarakat perkotaan mengambil jalan pintas yaitu dengan membakar dan membuang sampah sembarang. Permasalahan tersebut menjadikan lingkungan sekitar tempat pembakaran sampah menjadi tidak sehat karena dapat mengganggu saluran pernafasan dan juga menimbulkan penyakit menular seperti ISPA.
Tidak jauh berbeda dari titik pembakaran sampah,gundukan-gundukan sampah yang dibuang secara sembarang diberbagai titik maupun sudut perkotaan dapat mengakibatkan kerusakan dan juga pencemaran terhadap udara, air dan lingkungan sekitarnya. Gundukan sampah tersebut juga bisa dijadikan sarang maupun tempat berkembang biak vector-vektor pembawa penyakit menular seperti nyamuk dan tikus. Hewan tersebut merupakan pembawa penyakit Pes, Leptospirosis, Malaria, DBD. Tentunya penyakit tersebut dapat berkembang biak serta menular terhadap orang lain.
Upaya pencegahan supaya tidak terjadi kasus serupa dimulai dari merubah pola hidup menjadi lebih sehat,belajar memilah sampah, meminimalisir penggunaan sampah anorganik, mengadakan sosialisasi yang bertujuan untuk memberi tahu masyarakat tentang dampak apa saja yang timbul dari sampah, dan yang paling penting memberikan edukasi serta pelatihan buat masyarakat untuk belajar mendaur ulang sampah agar kedepanya tidak terjadi lagi permasalahan yang sama pada TPA Piyungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H