Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku mengayuh sepeda menyusuri jalanan menuju tempat kerjaku. Cuaca pagi ini lebih dingin dari kemarin, maklum sudah memasuki musim gugur. Jalanan yang kulalui cukup sepi, karena jam memang masih menunjukkan pukul lima lebih sepuluh menit. Namun beberapa kali netraku menangkap ada beberapa orang yang sedang jalan pagi bersama anjing peliharaan mereka. Selang dua puluh menit kemudian, aku memarkirkan sepedaku dan dengan bergegas memencet kode untuk membuka pintu samping tempatku bekerja.
Setelah berganti pakaian dan melakukan absensi, aku melangkahkan kaki menuju dapur untuk segera menyiapkan sarapan para kakek dan nenek yang tinggal di panti jompo ini. Ya, aku memang bekerja paruh waktu di salah satu panti jompo di kota Saitama sejak bulan Maret lalu sebagai staf dapur.
"Ohayou gozaimasu, Suzuki-san!" (Selamat pagi, Suzuki-san!) Â sapa salah satu perawat saat aku berpapasan dengannya.
"Ohayou gozaimasu, Yamanaka-san. Kyou wa samui desu ne" (Selamat pagi, Yamanaka-san. Hari ini dingin, ya) aku membalas sapaannya sambil tersenyum dan mempercepat langkahku menuju dapur.
Sesampainya di dapur, aku membersihkan seragamku dengan roll untuk menghilangkan debu dan rambut atau bulu-bulu yang mungkin masih menempel, dan lalu mengenakan pelindung rambut sebelum mengenakan topi kerja. Kebersihan sangat dijaga di panti jompo ini, terutama bagi para staf dapur karena secara tidak langsung kami bertanggung jawab dalam menyiapkan makanan yang terjamin kebersihan dan kesehatannya untuk semua penghuni.
Ada tiga kategori makanan yang disiapkan untuk kakek dan nenek penghuni panti jompo. Pertama, makanan biasa dengan dua tipe nasi, yaitu nasi yang kerasnya normal dan nasi lunak. Makanan pendamping pun cenderung normal, seperti ikan, ayam, atau daging, dengan sayur dan side dish ala Jepang lainnya.Â
Kedua, makanan lembek yang biasanya disajikan dengan bubur. Makanan pendamping untuk kategori kedua ini biasanya dihaluskan. Sedangkan, yang ketiga adalah roti yang biasanya disajikan dengan sop dan salad.
Setelah menyiapkan semuanya dengan baik, tepat pukul tujuh lewat lima belas menit, perawat akan mulai mendistribusikan setiap nampan berisikan nasi atau bubur atau roti, makanan pendamping, semangkuk sop, dan minuman untuk semua penghuni panti jompo.Â
Ada kebahagiaan dan kehangatan mengalir di hati saat melihat senyuman mereka saat menyantap makan pagi. Namun, tidak jarang air mata ini menetes saat melihat wajah tua renta penuh keriput itu makan sendiri dengan tatapan kosong.
"Gochisousamadeshita" (Terima kasih atas makanannya) ucapan dengan suara pelan dari seorang nenek sambil menganggukkan kepalanya menyadarkanku.