Selama satu dekade, hubungan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri selalu memanas. Keduanya bahkan sudah tidak bertemu dalam waktu yang lama.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir pemerintahan ke depannya akan diwarnai dengan tensi politik yang sama. Menurutnya, hubungan antara Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan berlangsung baik sesuai dengan kondisi politik yang berkembang. "Saya kira kita tidak akan seperti itu, kita juga melihat situasi saja, situasional saja," kata Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/10/2014). Wakil Ketua DPR RI itu juga mengatakan bahwa situasi yang terjadi juga berbeda karena putri presiden pertama Indonesia itu selalu menolak ajakan bertemu dari SBY. "Nggak dong, kan SBY-Mega, SBY jadi presiden, nah kalau ini tidak, tidak ada kaitannya, jadi saya kira selama 10 tahun, Bu Mega tidak pernah mengikuti atau memenuhi undangan dari SBY," tandasnya
Sejak ditetapkan sebagai Presiden RI terpilih, Joko Widodo (Jokowi) belum terlihat menemui lawannya di Pilpres 2014, Prabowo Subianto. Memang, baik Prabowo maupun Jokowi belum ada yang berinisiatif untuk melakukan rekonsiliasi.
Padahal saat Pilpres berlangsung keduanya bersaing sengit untuk bisa memangku kekuasaan periode 2014-2019. Spekulasi bermunculan, mungkinkah hubungan keduanya bakal seperti para pendahulunya, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri yang terlihat kurang harmonis? Pengamat politik asal Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan memilih untuk memandang sikap keduanya secara positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H