Jangan memaksa orang untuk berubah, dan jangan pula mau dipaksa untuk berubah. Kan sangat tidak sopan sekali jika kita tidak ingin diubah orang tapi kita memaksa orang berubah.
Perubahan dalam artian positif sih oke saja, jika yang tadinya merokok menjadi tidak merokok, yang tadinya suka mabuk dan dugem akhirnya taubat gak lagi mabuk dan dugem. Itu mah bagus… saya setuju
Tapi kalo tiba – tiba kamu dipaksa untuk menjadi putih, ya kalo emang pada dasarnya kulit kamu hitam, terima saja dan bersyukur dengan kulitmu yang lebih tahan sinar matahari dibandingkan mereka yang kulitnya putih bak pualam itu.
Atau kamu kan jadi lebih terlihat eksotis dan orang – orang barat lebih suka melihat kita bahkan mereka tergila-gila loh hihihi
Okelah kalo untuk penampilan kamu harus rapi dan wangi, tapi untuk urusan sampe pinjem – pinjeman segala bahkan berhutang hanya untuk dandan yang berlebihan, fashion yang juga gak boleh ketinggalan mode, sepatu yang harus gonta ganti… Aduh… *nepok jidat* Dear sekarang dah gak zamannya lagi.
Orang akan lebih menghargai kamu yang jujur dengan apa yang ada pada dirimu, gak membohongi dirimu, orang lain dan yang lebih parah membohongi Tuhanmu.
Toh… kamu bukan menjadi dirimu sendiri… kamu hanya tubuh yang berbalut busana dan make up seperti tokoh idolamu.
Atau kamu … hey … para kaum lelaki , jangan memaksa pacar kamu untuk menuruti pacar kamu menjadi wanita yang kamu impikan atau pacar impian entah Dian Sastro, Luna Maya atau what ever lah… Kasihan kamu hanya membohongi diri kamu. Lagian toh dalam Islam juga gak ada istilah pacaran, jadi mendingan tobat dari sekarang…
Hihihihi … aku bisa ngomong kayak gini karena udah mengalaminya, jadi udah tobat pacaran sekarang heheheh
Ya… marilah sekarang kita jujur dengan mengeluarkan semua pesona kita, dengan tidak memakai topeng kepalsuan, balutan busana yang fashionable
Girls… come on … wake up … gak usah lagi terbujuk rayuan iklan dan gemerlap keindahan produk. Kulit putih, rambut tergerai ringan dan enak jatuhnya serta tubuh langsing.
Pokoknya itu hanya hal fisik semata, hal yang hanya akan mempesona lelaki untuk menikmati bukan untuk mencintai. Hal yang memposisikan dirimu hanya sebagai objek.
Sekarang sudah saatnya kita menerima seseorang yang berani menerima kekurangan dan ketidak sempurnaan kita… Lihatlah mereka yang tidak sempurna, yang tetap semangat menjalani hidup dan dengan ikhlas menerima kekurangan mereka.
Tulisan ini pernah kuposting disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H