Mohon tunggu...
Suyuti
Suyuti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya senang melakukan perjalanan wisata, meneliti tentang sosial kemasyarakatan dan mengumpulkan ide-ide perubahan dalam mengembangkan dunia usaha pemuda.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dinamika Pemilih Muda dalam Pilkada Serentak 2024

22 Mei 2024   22:40 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:40 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada Serentak 2024 menjadi salah satu momen penting dalam sejarah politik Indonesia. Salah satu elemen yang menarik perhatian adalah dinamika pemilih muda. Generasi ini memiliki karakteristik dan preferensi yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, menjadikan mereka sebagai kelompok strategis dalam perolehan suara.

Pemilih muda, yang mencakup usia 17 hingga 30 tahun, dikenal dengan keterbukaan mereka terhadap teknologi dan informasi. Mereka lebih cenderung menggunakan media sosial sebagai sumber utama informasi politik. Selain itu, isu-isu seperti lingkungan, pendidikan, dan hak asasi manusia memiliki daya tarik kuat bagi mereka.

Menurut survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada awal 2024, 60% pemilih muda lebih mempercayai informasi politik dari media sosial dibandingkan media tradisional. Selain itu, survei ini menunjukkan bahwa 70% pemilih muda mendukung kandidat yang memiliki program jelas mengenai lingkungan dan pendidikan .

Preferensi dan Perilaku Pemilih Muda

  1. Isu Lingkungan: Pemilih muda sangat peduli terhadap isu-isu lingkungan. Kandidat yang memiliki program pro-lingkungan cenderung mendapatkan dukungan lebih dari kelompok ini.

  2. Transparansi dan Integritas: Generasi muda menginginkan pemimpin yang transparan dan memiliki integritas tinggi. Isu-isu korupsi sangat berpengaruh terhadap keputusan mereka dalam memilih.

  3. Penggunaan Teknologi: Pemilih muda aktif di platform digital. Kampanye yang efektif di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menjadi kunci untuk menarik perhatian mereka.

Tantangan dan Peluang

Tantangan:

  • Hoaks dan Disinformasi: Tingginya penggunaan media sosial membuat pemilih muda rentan terhadap hoaks dan disinformasi.

  • Partisipasi: Meskipun memiliki pandangan yang kuat, tidak semua pemilih muda aktif dalam memberikan suara.

Peluang:

  • Kampanye Kreatif: Memanfaatkan teknologi dan platform media sosial untuk kampanye kreatif dapat menjangkau pemilih muda lebih efektif.

  • Pendidikan Pemilih: Meningkatkan literasi politik melalui program-program pendidikan pemilih dapat meningkatkan partisipasi aktif mereka.

Pemilih muda memiliki peran krusial dalam Pilkada Serentak 2024. Memahami dinamika, preferensi, dan karakteristik mereka adalah kunci untuk meraih dukungan. Kandidat yang mampu merespons isu-isu yang relevan dengan pemilih muda dan memanfaatkan teknologi secara efektif akan memiliki keunggulan dalam kompetisi politik ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun