Mohon tunggu...
Suyono
Suyono Mohon Tunggu... Guru - Guru SD dan Pengurus Cabang Olahraga

saya seorang guru sd yang suka mempublikasi karya tulisan, mulai dari mengangkat kisah dan prestasi guru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara ( CGP Angkatan 10 Kab. Muaro Jambi)

13 Mei 2024   02:14 Diperbarui: 13 Mei 2024   02:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam Guru Penggerak..

Halo Bapak/Ibu Guru hebat,

Saya Suyono, S.Pd, Penulis sekaligus peserta Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 10 dari SD Negeri 164/IX Tanjung Lebar, Kecamatan Bahar Selatan, Kabupaten Muaro Jambi. Dalam Jurnal  ini Saya akan menceritakan refleksi jurnal dwimingguan modul 1.1 yaitu menyimpulkan dan merefleksikan pengetahuan dan pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) pada dunia pendidikan.

Refleksi yang saya ceritakan menggunakan model 4F (Fact, Feeling, Finding, Future)

Fact (Peristiwa)

Program Guru Penggerak angkatan 10 dibuka Dirjen GTK, Prof. DR. Nunuk Suryani, M.Pd pada hari Jumat, 15 Maret 2024 melalui daring dan disiarkan secara langsung melalui Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI dan dilanjutkan dengan mengerjakan pretest di LMS akun masing-masing.

Selama dua minggu, mulai 18 Maret sampai 30 Maret 2024, saya belajar melalui LMS tentang Refleksi Filosofis Pendidikan koneksi antar materi (kesimpulan dan refleksi), dan aksi nyata. Pada tanggal  Nasional - Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Endang Putri Astutik, MPd dan didampingi oleh Pengajar Praktik Bapak Candra Pabekti, Pengenalan fitur-fitur LMS, serta kenalan antar CGP dilakukan dalam media daring google meet, untuk saling mengenal dan saling berinteraksi. Dalam hal ini Bu Endang Putri Astutik sebagai fasilitator dalam orientasinya bahwa CGP dari kabupaten muaro jambi dalam satu kelas 11 bersama rekan-rekan dari CGP Kabupaten Merangin, Jambi. Dan membersamai dalam grup wa  yang bernama 10.11.BGPJAMBI.ENDANG_POETRI_ASTUTIK .

Selenjutnya Kegiatan yang dilakukan dalam LMS, diantaranya eksplorasi konsep, ruang kolaborasi, demonstrasi kontekstual dan elaborasi pemahaman. 

Pada tanggal 27 Maret 2024 diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Bapak Bonija, M.Pd melalui Google Meet tentang pemahaman mendalam konsep Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan pendidikan abad 21.

Selain belajar mandiri di LMS, saya bersama rekan guru yang lain juga melakukan kegiatan Lokakarya Orientasi yang dilaksanakan di SDN 53/IX Kenali Kecil, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi pada tanggal 23 Maret 2024. Rangkaian kegiatan ini dimulai dengan pembukaan Pendidikan Guru Penggerak oleh pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi. Selain para Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 10 Kabupaten Muaro Jambi yang berjumlah 45 orang, turut hadir pula para pengajar praktik, pengawas, dan kepala sekolah para CGP.

Pada kegiatan lokakarya ini kami didampingi oleh para pengajar praktik di kelas masing-masing. Kelompok saya sendiri didampingi oleh Bapak Chanda Pabekti. Para peserta CGP bersama Pengajar Praktik membersamai kami dalam kegiatan yang sangat kooperatif dan menyenangkan sehingga peserta tidak merasa bosan, Meskipun di bulan Ramadhan, tanpa mengurangi semangat para CGP untuk menuntut ilmu.

Feeling (Perasaan)

Tidak terasa sudah dua minggu saya mengikuti pendidikan guru penggerak. Berbagai macam perasaan muncul, antara senang dan bangga karena bisa menjadi salahsatu yang terpilih menjadi peserta, bisa mendapatkan rekan guru baru diluar guru SD, bahkan sebetulnya merasa khawatir dan minder tidak dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik dan maksimal, melihat teman-teman calon guru penggerak yang sudah senior tetapi semangat belajarnya masih sangat tinggi. Namun saya tetap mengambil sisi positifnya, karena dengan bertemu mereka, saya bisa belajar dan menggali pengalaman serta ilmu mereka sehingga akan ada peningkatan kualitas dan kompetensi dalam diri saya.

Banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani kegiatan ini, misalnya bagaimana menjadi guru yang sesuai dengan filosofi Bapak Pendidikan Kita Ki Hajar Dewantara. Seluruh kegiatan yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang pendidikan  masih sangat jauh dari pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Satu hal yang paling mendasar bahwa pendidikan harus memanusiakan manusia, sehingga siswa dapat mencapai kodrat alam sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa harus ketinggalan zaman.

Apalagi ketika saya mulai menerapkan filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di kelas. Saya merasa harus lebih belajar untuk berinovasi dan lebih kreatif lagi agar siswa semakin semangat untuk belajar karena dengan dorongan semangat dari gurunya lah siswa akan terus berusaha mencapai cita-citanya.

Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang pendidik. Dalam proses PGP, saya juga mendapatkan teman baru. Saya bisa bertukar pikiran dan pengalaman dengan mereka. Saya juga bisa berkolaborasi mengerjakan tugas sehingga tugas PGP menjadi lebih ringan.  Dengan menjalani proses PGP saya juga bisa belajar memanajemen waktu dengan baik. Saya bisa membiasakan untuk mengatur jadwal kegiatan di sekolah dengan jadwal kegiatan PGP.

Semua ini tujuannya yaitu agar terwujud pendidikan yang memerdekakan anak. Oleh karena itu, saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya.  Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing. Selain itu, berdasarkan filosofis pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus memandang anak sebagai individu yang berbeda dan unik. Setiap anak punya gaya belajar dan potensinya masing-masing, sehingga kita sebagai guru harus melaksanakan pembelajaran yang berdiferensiasi.

  Disisi lain, menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

 Future (Penerapan)

  Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara, diantaranya:

  saya mulai membiasakan untuk selalu memperhatikan setiap kebutuhan dan perkembangan belajar siswa sehingga saya bisa menentukan metode belajar apa yang sekiranya cocok dilakukan di kelas saya; dari segi budi pekerti, saya selalu mengingatkan kesepakatan kelas yang pernah dibuat agar budi pekerti siswa tertanam dengan baik, selalu dimulai dengan menyapa setiap siswa dengan ramah saat mereka masuk ke dalam kelas. Ini membantu menciptakan ikatan yang positif antara guru dan siswa serta menciptakan suasana yang menyanyikan lagu wajib nasional sebelum belajar, Dengan menyanyikan lagu wajib nasional di awal pembelajaran, guru dapat membantu membangun identitas nasional dan meningkatkan rasa bangga serta cinta terhadap negara sejak usia dini. Selain itu, ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan nilai-nilai luhur bangsa kepada anak-anak.

Selalu memberikan apresiasi baik verbal dan non verbal pada kegiatan pembelajaran. Untuk membantu keterlibatan mereka, Saya mencoba memulai dengan pertanyaan awal yang merangsang pikiran siswa dan membangkitkan minat mereka terhadap topik yang akan dipelajari. Ini dapat membantu membangun rasa ingin tahu dan keterlibatan siswa. Saya juga menggunakan aktivitas es pembuka yang menarik dan interaktif, seperti teka-teki, permainan kata, atau video singkat, untuk memperkenalkan topik atau konsep baru dengan cara yang menyenangkan dan menarik. Saya juga Luangkan waktu untuk terhubung secara personal dengan siswa, misalnya dengan bertanya tentang akhir pekan mereka atau kegiatan yang mereka nikmati. Ini membantu membangun hubungan yang kuat antara guru dan siswa serta meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 

Sebagai langkah awal dalam proses belajar, di kelas ini kami memiliki pembiasaan yang mengutamakan relevansi dengan pemikiran pribadi setiap siswa. Kami mengajak siswa untuk memulai dengan merenungkan bagaimana materi yang akan dipelajari terhubung dengan pengalaman, pemikiran, dan kehidupan sehari-hari mereka sendiri. Dengan demikian, kami tidak hanya membangun dasar pemahaman yang kuat, tetapi juga membantu siswa mengembangkan keterampilan refleksi dan pemikiran kritis yang sangat penting dalam memahami dunia di sekitar mereka.

Dengan menerapkan pembiasaan-pembiasaan ini secara konsisten, Anda dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, memperkuat koneksi antara guru dan siswa, dan mempersiapkan siswa untuk belajar dengan maksimal.

  Dalam kelas 4, proses pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran kritis dan pemikiran sendiri siswa bisa melibatkan pendekatan berbasis proyek. Misalnya, guru dapat mengajak siswa untuk mengerjakan proyek penelitian tentang keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar sekolah mereka. Melalui proyek ini, siswa tidak hanya akan belajar tentang ekologi dan biodiversitas, tetapi juga akan diajak untuk mengamati, menganalisis, dan merefleksikan peran mereka dalam menjaga lingkungan. Siswa dapat mengumpulkan data tentang flora dan fauna lokal, menganalisis pola-pola yang mereka temukan, dan menyajikan hasil penelitian mereka kepada kelas. Proses ini mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang lingkungan mereka, mempertimbangkan dampak tindakan mereka, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap alam sekitar.

  Sebagai guru kelas 4, kegiatan reflektif yang sesuai dengan pemikiran kritis dan pemikiran sendiri siswa bisa melibatkan proses jurnal pemikiran. Setelah menyelesaikan aktivitas atau pembelajaran tertentu, siswa diminta untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari dan bagaimana hal itu berkaitan dengan pengalaman, pemikiran, atau perasaan mereka sendiri. Misalnya, setelah membaca sebuah cerita, siswa dapat menulis dalam jurnal pemikiran mereka tentang bagaimana karakter dalam cerita itu menghadapi tantangan, dan bagaimana mereka dapat menghubungkan pengalaman karakter tersebut dengan pengalaman atau perasaan mereka sendiri. Proses ini mendorong siswa untuk berpikir secara mendalam, mengidentifikasi koneksi pribadi dengan materi pelajaran, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

  Beberapa kegiatan yang saya lakukan diatas semata-mata bukan hanya karena saya sedang melaksanakan kegiatan pendidikan guru penggerak ini, tetapi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas yang sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara.

  Sekian pemaparan saya dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 10.

  Harapannya semoga pada modul selanjutnya saya bisa lebih maksimal lagi mengerjakan kegiatan ini dan bisa kembali diterapkan di lingkungan sekolah bahkan berbagi praktik dengan guru.

 Terima Kasih...

 Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun