Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Demit] Cinta Menyapu Kabut

17 Maret 2019   16:01 Diperbarui: 12 April 2019   16:39 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mulai tersadar, mencoba membuka kelopak mata yang terasa berat. Kepalaku pening. Sekelilingku gelap, karena malam hari.

Ron dan aku masih di dalam mobil. Tapi... Oh mobil ini bukan di tepi jalan, melainkan nyangkut di dahan pohon di tepi jurang kira-kira dua meter di bawah permukaan jalan.

Meskipun terasa nyeri di pelipis, belakang kepala, lengan kiri, dan hidungku, kurasa aku tidak menemukan cedera yang kutakutkan. Sebaliknya, keadaan Ron agak parah. Mungkin tulang-tulang rusuknya patah terhantam dan terjepit setir mobil.

Aku ingin berusaha bangun tapi kuurungkan karena mobil  sedikit berayun di dahan pohon. Aku harus memperhitungkan keadaan, jangan sampai keseimbangan mobil terganggu menjadi labil.

"Ouuuhhh...!" terdengar Ron mengerang. Rupanya ia juga mulai tersadar tapi terdengar menyedihkan karena kesakitan yang luar biasa.

"Tenang Ron, jangan bergerak, nanti mobilnya jatuh!"

"Ouuuhhh...!"

Kelihatannya aku harus bersabar dan... berdoa. Sambil memperhatikan keadaan sekeliling.

"Ouuuhhh..., tooolooong aku...!" Ron mulai berkata-kata yang bisa kumengerti.

"Okei Ron. Kalem. Hapenya aku ambil ya, buat minta pertolongan."

"Ouuuhhh...!"

Perlahan dan hati-hati, aku menjulurkan tubuh ke bagian depan mobil. Kuperiksa dashboard-nya. Kuambil HP-ku dan HP-nya. Juga kunci mobil yang masih bergantung di setir yang berantakan.

"Ron, di sini gak ada sinyal, aku perlu ke atas mencari titik lokasi yang baik. Tapi sebelumnya aku ingin tahu bagaimana ceritanya sampai Niki menyuruhmu membawaku, bukankah kau sedang menjalankan tugasmu dari Reno?"

"Ouuuhhh...!"

"Baiklah Ron kalau kau tak mau cerita, biar kutinggal kau sendiri di sini. Goodbye!" kataku sambil bersiap pergi.

"Errr... tungguuu...!"

Akhirnya, dengan susah payah dan terputus-putus, Ron bercerita yang pada intinya adalah sebagai berikut.

Ron adalah pria simpanan Niki. Rencananya, mereka akan membuat Ron dan aku seolah dikeroyok dan dirampok oleh segerombolan pemuda berandalan. Kami berdua akan luka-luka. Tentu saja Ron hanya luka ringan, sedang aku agak berat. Tapi yang penting, aku akan diberi obat sehingga hilang ingatan, cenderung gampang marah, agresif, dan ngawur seperti orang gila. Dengan bersabar Niki akan mengambil hati Reno, menguasai hartanya, menyingkirkannya, dan Ron menjadi pendamping Niki selamanya. Tentu saja skenarionya jauh lebih rumit, tapi begitulah intinya.

"Bip! Bip!" aku membuka pintu mobil.

"Ron, kau sabarlah sebentar, aku minta pertolongan dulu di atas."

Pintu hanya bisa terbuka sedikit. Dengan susah payah aku keluar dari mobil tapi posisinya kurang bagus. Aku harus berhenti sejenak sambil menimbang-nimbang langkah selanjutnya.

"Oooiii...!" Ron menggeliat-geliat sambil teriak-teriak. Ia seperti kemasukan serangga atau entah binatang apa. Ia menggelepar-gelepar.

Mobil berguncang-guncang. Aku cemas, segera menggapai dan mencengkeram dahan yang lebih tinggi, dan melompat.

"Huft!" aku berhasil tapi mobil dengan Ron di dalamnya jatuh ke dasar jurang.

Aku kesulitan naik ke permukaan jalan. Aku memilih menunggu di dahan pohon dan akhirnya mendapat sinyal, terhubung dengan Reno yang segera datang, disusul oleh paramedis dan polisi.

- - Tamat - -

Cerita sebelumnya: [Demit] Cinta Berselimut Kabut

-o0O0o-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun