Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | [Luka] Kartono Keluar dari Lapas

10 November 2018   17:50 Diperbarui: 10 November 2018   19:47 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai janjinya, Edward mampir ke rumahku malam itu. Ia adalah teman sekelasku waktu SMA dulu. Ia melanjutkan sekolahnya ke bidang hukum, aku ke bidang teknik.

"Man, dua minggu lagi ada klienku yang keluar dari lapas. Selama ini dia mencurigai istrinya selingkuh. Banyak pengaduan dari keluarga dan teman-temannya yang masuk tapi tak satu pun menyertakan bukti, malah tidak memberikan informasi, siapa selingkuhannya itu. Nah dia minta tolong cari tahu perihal perselingkuhan itu. Bayaran standar. Ini profil dan permintaan klienku itu," katanya seraya menyerahkan dokumen dalam map berlogo kantor hukumnya.

"Ed, selama beberapa minggu ini aku lagi sibuk agar sistem yang sedang kami integrasikan bisa lolos acceptance test di London. Selain itu, urusan seperti itu kan bukan urusanku."

"Ya aku tahu. Aku minta tolong kau yang minta agar teman kau yang detektif itu mengerjakan kasus ini karena alasan kerahasiaan. Bukan sulitnya pemecahan masalah tapi karena ini menyangkut selebriti yang jadi buruan wartawan. Jadi aku perlu orang yang bisa kami percaya. Cobalah kau baca dulu."

Kuraih map itu. Di pojok kanan atas ada tulisan, "HM, for your eyes only." Oh! Mungkin temanku ini kebanyakan nonton film James Bond. HM adalah inisialku, Herman Milan.

Aku mulai membaca dokumen itu, "Nama klien: Kartono Yusuf. Nama istri: Brenda Ursula."

Deg! Jantungku berdegup. Tenggorokanku seolah tercekik.

Wajahku biasa saja, wajah poker. Brenda adalah pacarku. Profilnya klop.

Ia pernah curhat bahwa sudah beberapa tahun belakangan ini ia ditinggalkan suaminya, yang aku tak peduli siapa namanya, dan kini mereka akan segera bercerai. Katanya.

Brenda memang perempuan hebat: menarik seperti bunga mawar, cerdas seperti Hillary Clinton, dan cantik seperti Raisa Andriana. Itu menurutku, karena aku sulit menggambarkan pernak pernik onderdil manusia seperti delima merekah, semut beriring, padi bunting, atau apa lah.

Aku ingin Brenda menjadi perempuan terakhir yang pernah kupacari setelah aku lama bertualang tak jelas ke sana kemari ke segala penjuru semesta seperti starship enterprise. Mulanya tak kusadari bahwa aku telah melukai banyak hati perempuan. Selalu aku yang membuat jalinan perpacaran putus. Aku belum pernah diputuskan oleh pacar. Aku sudah lelah. Sampai aku bertemu Brenda...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun