Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini Pilihan PDI-P di Pilgub DKI 2017

9 Agustus 2016   07:59 Diperbarui: 9 Agustus 2016   09:07 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo PDI-P - Sumber Gambar: www.sayangi.com

Sebagai parpol pemenang Pemilu 2014, PDI-P memiliki beberapa kemudahan dan respek dari parpol-parpol lainnya dalam menghadapi Pilgub DKI 2017 ini. Enam parpol lainnya (Gerindra, PKS, Demokrat, PPP, PKB, dan PAN) seolah memberikan tongkat komando kepada PDI-P dalam merajut kesepakatan mencari keseimbangan kekuatan politik yang selama ini dinilai didominasi gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Opsi yang dimiliki PDI-P melimpah. Mereka bahkan bisa menentukan siapa calon wakil Ahok dan siapa yang menjadi lawan Ahok. Dengan keputusan PDI-P, pasangan Ahok bisa salah satu dari Heru Budi Hartono dan Djarot Saiful Hidayat. Dari dua kemungkinan itu dan memasukkan beberapa konstrain, bisa dilihat cuma ada sembilan kemungkinan inti pasangan calon lawannya, seperti berikut ini.

1. Ahok-Heru

Ada lima kemungkinan pasangan calon lawannya: 1. Risma-Sandiaga Uno; 2. Djarot-Sandiaga; 3. Risma-Djarot; 4. Risma-"Lainnya"; dan 5. Djarot-"Lainnya".

2. Ahok-Djarot

Ada empat kemungkinan pasangan calon lawannya: 1. Risma-Sandiaga; 2. Risma-"Lainnya"; 3.Sandiaga-"Lainnya"; dan 4. "Lainnya"-Sandiaga.

Untuk kader internal, PDI-P bisa mengajukan nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Boy Sadikin, dan sebagainya sebagai ganti Risma dan Djarot. Patronnya tetap sama, tinggal mensubstitusinya dari daftar di atas.

Yang dimaksud dengan "Lainnya" adalah misalnya: Yusril Ihza Mahendra, Rizal Ramli, Sjafrie Sjamsoeddin, Adhyaksa Dault, dan lain-lain.

Dari daftar di atas ada kombinasi yang bisa memunculkan pasangan calon ketiga (koalisi besar tidak mulus).

Kemungkinan-kemungkinan di atas diperhitungkan sudah menyeluruh, hanya dibatasi beberapa konstrain. Jadi pilihan PDI-P akan ada dalam daftar di atas. Lalu manakah yang paling mungkin dipilih PDI-P? Kembali kepada dua skenario besar berikut ini.

1. Apabila PDI-P tidak ingin mengusung Ahok sebagai Gubernur DKI 2017-2022, Ahok akan berpasangan dengan Heru dan akan dihadapi dengan Risma-Sandiaga sebagai pasangan terbaik koalisi besar tujuh partai meskipun dengan kerugian yang serius buat Surabaya yang kehilangan Risma.

2. Apabila PDI-P menjadikan Djarot sebagai calon wakil Ahok, kemungkinan besar pasangan itu akan dihadapi pasangan calon Sandiaga-"Lainnya". Kemungkinan Ahok-Djarot akan menang tapi PDI-P akan makan hati selama lima tahun karena Ahok tidak mau jadi petugas partai PDI-P. Kombinasi Ahok-Risma tidak perlu terjadi karena kombinasi Ahok-Djarot saja sudah cukup untuk menang, tanpa perlu menggusur Risma dari Kota Surabaya. Selain itu, Ahok merasa cocok dengan Djarot, bukan dengan Risma.

Kesimpulannya, pertarungan yang paling mungkin adalah Ahok-Heru vs Risma-Sandiaga merepresentasikan tiga parpol vs tujuh parpol. Kemungkinan kedua adalah Ahok-Djarot vs Sandiaga-"Lainnya".

--- •oo 00 O 00 oo• ---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun