Di penghujung hari, Demokrat akan sampai pada dua pilihan: 1. Mengusung Ahok; atau 2. Ikut dalam koalisi besar dengan pasangan calon yang lolos "babak penyisihan" menantang calon petahana. Pasangan calon yang dimaksud boleh jadi Tri Rismaharini-Sandiaga Uno. Pertarungan Ahok-Heru vs Risma-Sandiaga bisa menjadi pertarungan seru seperti pertarungan Jokowi-Kalla vs Prabowo-Hatta.
Koalisi Besar
Tentu saja kalau koalisi besar itu terjadi, PDI-P lah yang menjadi parpol pengusung utamanya. Menariknya PDI-P masih berteka-teki dengan pilihannya yang menurut Hasto Kristiyanto masih dalam bentuk tiga opsi: 1. Mengusung Ahok; 2. Mengusung bukan Ahok; dan 3. Suatu terobosan baru yang bukan opsi pertama dan kedua.
Opsi ketiga tidak jelas tafsirnya, salah satu kemungkinan tafsirnya adalah: PDI-P akan mengajukan dua kadernya, yaitu Djarot sebagai wakilnya Ahok dan Risma sebagai calon gubernur dengan Sandiaga sebagai wakilnya. Satu parpol hanya boleh mengusung satu calon gubernur/wagub di KPU, untuk itu PDI-P akan mengusung Risma. Meskipun demikian, PDI-P memperhitungkan Ahok-Djarot yang akan menang kalau tidak terjadi "hal-hal yang tidak wajar". Bukankah Hasto pernah berkomentar atas opsi kedua di atas dengan pendapatnya bahwa koalisi besar itu masih sulit mengalahkan Ahok sehingga PDI-P membuat opsi ketiga yang tidak dijelaskannya seperti apa.
--- •oo 00 O 00 oo• ---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H