Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Ahok Memainkan Dua Kartu Trufnya

21 Juni 2016   07:25 Diperbarui: 21 Juni 2016   08:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jelas, jalur partai adalah jalur tol, jalannya lebih lancar, apalagi undang-undangnya memang dibuat dengan partai sebagai acuan, sedang perseorangan dianggap sebagai alternatif saja.

Apabila Nasdem, Hanura, dan Golkar mengusung Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta lewat jalur partai, bukan mustahil PDI-P yang sedang galau di tikungan akan segera ikut lompat ke gerbong Ahok. Memberi tumpangan kepada PDI-P tentu ada untung dan ruginya.

Untungnya, jelas memuluskan, bahkan hampir pasti membawa kemenangan Ahok. Kalaupun PDI-P memberi persyaratan agar wakil gubernur adalah kader mereka --kemungkinan Djarot Saiful Hidayat, akan bisa diterima oleh pengusung lainnya.

Ruginya, PDI-P sudah ancang-ancang agar Ahok bersedia patuh sebagai petugas partai. Selain itu, PDI-P punya potensi menjungkalkan Ahok di tengah jalan sehingga wakilnya yang kader PDI-P bisa menjadi Gubernur DKI.

Sumber Gambar: a.okezone.com

--- •oo 00 O 00 oo• ---

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun