Mohon tunggu...
Suyono Apol
Suyono Apol Mohon Tunggu... Insinyur - Wiraswasta

Membaca tanpa menulis ibarat makan tanpa produktif.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

EM, Datanglah ke Kompasianival 2015

6 Desember 2015   18:15 Diperbarui: 6 Desember 2015   18:28 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Three dogs are waiting"][/caption]
Entah mengapa bagiku tanah basah seusai hujan selalu berbau seperti sperma segar? Seperti pada sore hari itu, saat pelangi menghiasi langit barat. Aku teringat, dulu, sebelum aku punya akun Kompasiana, apabila selesai membaca satu dua artikel di Kompasiana kemudian melihat ada pelangi di langit, akan terbersit pikiran, "di ujung pelangi itu ada EM, sang primadona Kompasiana." Mengapa begitu, aku tidak tahu.

Kembali ke sore itu, aku dan beberapa teman mengulang momen-momen penantian yang kesekian ribu kalinya itu. Penuh kerinduan dan ketidakpastian, kami hanya bisa memandang ke luar jendela dalam kesunyian. Ada pelangi tapi tidak ada EM. Ada keindahan tapi berada di langit yang jauh tak terjangkau.

EM, engkau ingin kembali ke Kompasiana, tetapi Kompasiana tidak lagi ideal untuk menjadi habitatmu, katamu. Kompasiana adalah wadah bersama bagi mereka yang menjadi komunitas, yang masing-masing datang dengan kehendak bebasnya, yang tidak bisa kita pilih-pilih atau larang-larang selama mereka mengikuti aturan yang berlaku. Mereka bisa menjadi anggota, admin, pemimpin, atau pemilik. Adalah hal biasa kalau ada di antara mereka yang kita tidak cocok atau sepaham, juga adanya aturan dan suasana yang berubah, tapi janganlah hal itu sampai menjadi batu sandungan bagi kita untuk beraktivitas dan berkreasi. Kompasiana tidak ideal? Pasti! Tapi ketidakidealan jangan sampai menghentikan langkah kita mencapai tujuan, seperti yang dikatakan Maria Faustina dalam filosofi sandal jepitnya berikut ini.

[caption caption="Broken flip flops"]

[/caption]

Tafsirku atas filosofinya tersebut adalah sebagai berikut. Ada saatnya kita merasa nyaman menjalankan tugas mencapai tujuan, berjalan tanpa memikirkan sedang memakai sandal jepit. Tiba-tiba sandal jepit putus talinya, kenyamanan terputus, keadaan ideal terganggu, padahal sandal jepit hanya merupakan satu komponen kecil dari suatu sistem yang membuat kita nyaman. Tidak tahu cara memperbaiki sandal jepit di tengah jalan, haruskah kita berhenti melangkah? Menurut filosofinya tersebut, yang penting tujuannya masih valid dan realistis, majulah terus dengan atau tanpa sandal jepit yang hanya merupakan bagian kecil penyebab ketidakidealan.

Sebentar lagi ada event akbar tahunan, Kompasianival 2015, yang akan mempertemukan para kompasianer sejagat. Para kompasianer kini sedang menanti-nantinya (sambil menerawang ke langit berbintang.)

[caption caption="Cat and dog are waiting"]

[/caption]

Koq mengasong-asongkan Kompasianival? Memang bisa memberikan apa? Jawabnya: Jokowi! Ya, ada Jokowi di Kompasianival 2015.

EM, datanglah ke Kompasianival kali ini. Kalau berhalangan, menulislah...

Tulisan terkait: ini dan ini.

Sumber Gambar:
1. pinterest.com
2. wordpress.com
3. pinterest.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun