Gereja Blenduk Semarang Menyala dalam Lukisan Nanang Widjaya
Oleh: Suyito Basuki
Siapa di antara kita yang pernah berwisata di Kota Lama Semarang, pasti menemukan Gereja Blendhuk warisan pemerintah kolonial Belanda yang sekarang menjadi tempat ibadah GPIB Semarang.
Saya pernah masuk ke gereja yang memilki atap kubah ini. Â Saat itu saya sebaga pengurus PGIW Jateng yang sedang mengadakan sidang di dalam gereja kuno tersebut.Â
Gereja yang berkapasitas yang cukup untuk sekitar 200 -- 300 orang jemaat itu, kursi-kursinya terbuat dari kayu berbentuk bangku. Ubin dan ornamen dinding masih orisinal. Â Masuk ke gedung suasananya sejuk meski tidak dibantu oleh AC.
Gereja yang Unik
Bentuk gerejanya yang unik, membuat setiap pengunjung wisata Kota Lama ingin mengabadikan diri dengan berlatar belakang gedung gereja ini. Â Rupanya tidak hanya wisatawan saja yang tertarik dengan gedung Gereja Blenduk ini, tetapi Nanang Widjaya, pelukis kelahiran Jakarta yang saat ini bermukim dan memiliki galeri di Jogja juga terpesona dengan Gereja Blendhuk ini.
Menurut catatan Wikipedia, Gereja Blenduk didirikan pada tahun 1753; bangunan awalnya bergaya joglo. Meskipun diperuntukkan bagi umat Protestan, umat Katolik juga menggunakannya hingga gereja Katolik pertama di kota ini, di Gedangan, dibangun.
Gereja ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1787.
Renovasi ulang lainnya, yang dipelopori oleh H.P.A. de Wilde dan W. Westmas, mulai dikerjakan pada tahun 1894. Â Selama renovasi ini, kubah dan dua menara ditambahkan. Rangkaian renovasi lainnya dimulai pada awal tahun 2000-an. Pada tahun 2004, gereja ini memiliki 200 keluarga dalam jemaatnya dan mengadakan kebaktian rutin pada hari Minggu. Pada tahun 2003, gereja ini merayakan ulang tahun ke-250.
Dilukis On The Spot
Nanang Widjaya (55) yang terkenal  sebagai pelukis On The Spot ini melakukan aktifitas melukis Gereja Blenduk bersama rekan pada bulan Agustus 2024 tahun lalu.  Nanang Widjaya mengaku bahwa dia melukis Gereja Blenduk ini karena tertarik pada bangunan gedung yang megah dan legendaris.
"Sebetulnya saya melukis Gereja Blenduk di kota lama lebih pada ketertarikan gedungnya yang begitu megah dan legend jika dilihat dari usianya," demikian jelas Nanang Widjaya. Â
Apakah bangunan gereja memiliki makna? Â Nanang Widjaya sebagai pemeluk Kristen mengaku bahwa gedung gereja bermakna sebagai tempat beribadah dan berdoa.
"Maknanya ya jelas bagi saya adalah tempat dimana saya beribadah, Â untuk mendekatkan diri pada Tuhan sekaligus tempat beribadah dan berdoa serta bersyukur kepada Tuhan atas berkat dan rahmat yang selama ini sudah diberikan Tuhan kepada saya," demikian ujar Nanang Widjaya.
Nanang Widjaya yang memiliki pengalaman religi yang tidak sedikit, sehingga selalu menyempatkan diri selalu bersketsa di depan Gereja Blenduk manakala sedang berada di Semarang.Â
"Kalau pengalaman Religi yang saya alami cukup banyak, saya selalu menyempatkan diri untuk selalu bersketsa di depan gereja tersebut sambil berdoa tentunya dan lukisan tersebut selalu banyak diminati para pengunjung pameran, khususnya ketika saya berpameran tunggal pada bulan Desember tahun 2023 di Galleri Lukisan Dewarisan Art Curio Kota Lama Semarang yang persis berada di seberang lokasi Gereja Blendug tersebut," tutur Nanang Widjaya yang mendirikan NW Art Space di Jogjakarta di tahun 2020 itu.
Nanang Widjaya adalah pria kelahiran Jakarta 27 Agustus 1970 di Mangga dua Bedeng Jakarta Utara, lulus dari Sekolah Seni Rupa Jogjakarta atau SMSR pada tahun 1990. Banyak penghargaan serta prestasi yang diaraihnya saat itu , diantaranya adalah juara 2 Lomba poster perjuangan di Benteng Vredeburg Jogjakarta pada tahun 1988, pernah juga meraih juara 1 Lomba Gambar Arsitektur pada tahun 1989 di kampus Universitas UKDW Jogjakarta. dan masih banyak lagi prestasi serta kejuaran lomba yang diraihnya pada saat itu.
Sejak lulus dari SMSR Jogjakarta Nanang Widjaya memutuskan untuk melanjutkan berkeseniannya dan menetap di Jogjakarta. Karya- karyanya banyak dikoleksi oleh koiektor daiam negeri maupun luar negeri. Mulai pameran tunggal sejak 1997 di Brayut Galleri, Ubud Bali dan sering mengikuti pameran bersama baik di dalam maupun di luar negeri bersama teman-teman pelukis nasional dan internasional.
Ambarawa, Kota Palagan, 3 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H