Kafe Rahardja, Hadirkan Nostalgia dan Kenangan Lama
Oleh: Suyito Basuki
Jika Anda kebetulan sedang berada di Ambarawa, lalu sedang berada di Musium Kereta Api. Â Anda kemudian memiliki destinasi wisata ke Eling Bening, salahsatu wahana wisata yang berada di tempat ketinggian, maka Anda akan melewati sebuah jalan Kartini dimana sebuah kafe terhitung anyar berada di sebelah kanan jalan. Â Jadi setelah RSUD Gunawan Mangunkusumo sekitar 2 menit Anda akan temui kafe dengan bentuk joglo yang memiliki halaman cukup luas.
Kafe ini dari segi lokasi, langsung menghadap ke kaki gunung Ungaran dimana  tempat wahana Wisata Bandungan Kabupaten Semarang tampak jelas.  Jika di malam hari maka gebyar-gebyar lampu yang menjadi penerang area Bandungan akan menjadi pemandangan yang indah.  Di sore hari menjelang senja pegunungan yang seolah membiru itu bisa dilihat mengasyikkan.
Kafe ini relatif masih baru. Â Seorang pekerja kafe, Bimo yang fokus sebagai barista menyebutkan bahwa kafe ini berdiri di tanggal 9 Agustus 2024 tahun ini. Â Bimo sendiri bergabung bekerja setelah kafe ini berdiri.
"Kafe ini berdiri di bulan 2024 dan saya bekerja di kafe ini dua minggu setelah kafe beroperasi," demikian Bimo (24) yang berasal dari daerah Bandungan ini.
Konsep kafe yang ditawarkan berdasarkan penjelasan Bimo, bahwa kafe Rahardja ini hendak menawarkan nostalgia bagi pengunjungnya dengan konsep joglo modern. Â Hal ini bisa dilihat memang sejak awal hendak memasuki kafe. Â Nama kafe yang ditulis di neon listrik bundar yang bersinar itu: RAHARDJA, dengan menggunakan ejaan Soewandi, bukan ejaan masa kini. Â Huruf "DJA" pada kata "RAHARDJA" pada ejaan masa kini sebenarnya cukup ditulis dengan Huruf "JA" saja. Â Kemudian melihat rumah Joglo sebagai induk kafe, mengingatkan pada rumah Jawa yang kuno. Â Ada juga pernik-pernik barang yang dipajang seperti mesin jahit lawas, transistor kuno, motor lawasan dan lain-lain yang memberi suasana nostalgia itu begitu terasa.
"Ketika pengunjung datang, mereka akan merasa seperti pulang ke rumah nenek, masuk ke rumah yang berbentuk joglo dengan berbagai suasana Jawanya. Â Dengan demikian, kami harapkan pengunjung bisa kerasan," demikian Bimo salah satu dari tujuh karyawan kafe ini.
"Kami sebenarnya fokus di sajian kopi, tetapi juga dilengkapi dengan makanan-makanan. Â Kalau pada nongkrong kan lapar juga mereka," demikian imbuh Bimo melengkapi penjelasannya.