Masuk ke lokasi wisata, pengunjung disuguhi pemandangan alam yang sejuk. Â Dari lokasi, pengunjung bisa melihat Danau Menjer di bawah dengan perahu-perahu wisatanya.
Di lokasi wisata Kahyangan inilah, alumni SMP Mater Alma mengadakan perayaan natal.  Semua peserta yang berjumlah 27 orang itu, baik Kristen maupun Muslim bersedia mengenakan topi sinterklas.  Mereka juga khidmat sekali menyanyikan lagu-lagu natal dan mendengarkan renungan natal.  Saya yang membawakan renungan, memfokuskan pada pesan natal supaya peserta apa pun keyakinan agamanya, seperti para gembala supaya mengedepankan tindakan nyata dari pada hanya sekedar berteori dan berkata-kata saja.  Para gembala setelah mendengar berita dari para malaikat bahwa Mesias telah lahir di Betlehem kemudian segera membuktikan berita itu, menjadi contoh yang baik dalam perlunya tindakan nyata tersebut.
Bukit Danau Menjer
Usai acara di Kahyangan kami turun di Danau Menjer. Â Hanya sekitar 15 menit kami sampai di lokasi wisata yang kelihatannya baru selesai dibangun.
Setelah melewati taman dengan tulisan Bukit Danau Menjer, maka kami turun ke dermaga tempat perahu-perahu wisata mangkal. Â Oh ya, sebelumnya kami makan siang bersama, makan nasi yang telah disiapkan panitia.
Kami kemudian naik perahu wisata. Â Karena jumlah kami cukup banyak, maka kami menggunakan dua perahu yang digandeng jadi satu. Â Sebenarnya setiap orang harus bayar 20 ribu untuk naik perahu wisata itu, tetapi kami kemudian dihitung borongan, membayar 550 ribu untuk keseluruhan peserta.
Selama kurang lebih 45 menit kami mengitari Danau Menjer. Â Tidak seperti Rawa Pening, danau yang dekat dengan Ambarawa tempat kami tinggal, Danau Menjer airnya bersih dan tenang. Â Peserta rombongan menikmati udara dan alam hijau sekitar sambil berfoto ria di atas perahu.
Hari Minggu itu pengunjung Danau Menjer cukup ramai. Â Kami bertemu juga dengan pengunjung yang rata-rata lansia dari Jakarta. Â Rinto (32) pengemudi perahu memang mengakui untuk hari libur pengunjung cukup ramai. Â Sehari dia bisa membawa perahu sampai 10 kali putaran. Â Menurut pengakuannya, Rinto hanyalah orang yang menjalankan perahu bersama teman-temannya. Â Dia bukan pemilik. Â Jika keadaan ramai, Rinto bisa mendapat bayaran 150-200 ribu seharinya.
Kawah Dieng Si Kidang